Kamis, 17 Januari 2013

Mendua....

aku akan pergi, menjauh dari dunia. bukan untuk meninggalkanmu. melainkan untuk menyakinkan dunia bahwa kita memang berada pada cinta yang benar-Anas


Bagaimana jika kita jatuh cinta pada hal yang salah? mencintainya dengan begitu tulus, bahkan untuk pertama kalinya. namun demi alasan apapun, hal itu tetap terlarang bagi dunia. Bagaimana jika aku mendapati diriku pada cinta yang salah itu ? hati siapa yang sebenarnya lebih hancur pada saat dunia mulai menyalahkan cinta yang seperti ini ? tentu saja hati yang seperti hatiku bukan?, tapi mengapa semua seakan tetap menyalahkan?

Aku jatuh cinta. menyayanginya sepenuh hati. bahkan aku belum pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya. tapi cinta ini salah karena aku tidak sendiri lagi. Aku menemukan orang yang paling menyayangiku dengan tulus. bahkan tanpa perlu dia katakan, aku mampu merasakannya dari tatapan matanya. Bagaimana dia memperlakukan ku sebagai seorang  pria terbaik yang dia punya. bagaimana dia memperhatikan ku seolah akulah pusat dunianya. namun aku justru tidak pernah jatuh hati pada wanita yang slalu kusebut dengan Cinta. Namanya Cinta, sama seperti hatinya yang aku akui  terlalu baik untukku. Dia telah bersamaku hampir 2 tahun lamanya. aku menyanyanginya. bahkan aku slalu berusaha untuk tak menghapus senyum dibibirnya. Namun rasa sayang itu, tak pernah lebih dari rasa seorang kakak kepada adik perempuannya. 

"Bay, jangan lupa ntar malam temani aku ketemu dengan Dila dan Dimas ya. malas banget harus jadi obat nyamuk diantara mereka. bisa envy gila aku nemeni mereka." celoteh keluar dari bibir mungil cinta saat aku baru saja hendak duduk disampingnya. mendengar nama itu tersebut, hati ini begetar. aku kaku dan tak mampu mengatakan apapun. 
"kalau males, ya batalin aja" jawabku berusaha tetap tenang. "lagian buat apasih kita juga harus ikutan ngurusin acara pertunangan mereka ?" sambungku lagi. 

aku memang slalu benci jika kami harus jalan berempat. Aku, Cinta, Dila dan Dimas, kami memang teman semasa kuliah tapi aku benci harus menyaksikan kemesraan mereka berdua. ya, aku cemburu. karena aku jatuh cinta pada dia. Dia sosok yang slama ini aku kagumi dan aku sayangi sepenuh hatiku. kau tahu bagaimana rasanya ketika kita hanya bisa melihat orang yang kita sayangi berada dipelukan orang lain, rasanya sungguh menyakitkan. bagaimana debaran ini hanya terjadi kala namanya tersebutkan. bagaimana aku harus sembunyi-sembunyi menatap wajahnya yang bersih dan begitu indahnya. dan aku menahannya seorang diri. aku tak mampu berterus terang. karena semua ini sudah salah dari awalnya. aku ingat, dulu bagaimana dia membantuku dalam menyelesaikan skripsi ku yang tertunda cukup lama hanya karena tekanan batin yang ku alami semenjak ibuku meninggal dunia. waktu dirinya lah yang memberiku semangat agar mampu berjuang agar dapat membahagiakan ayahku. aku ingat bagaimana kami berdua tertawa bersama pada saat ketinggalan kereta karena mengejar dosen pembimbingku yang rapat diluar kota. Dan karena ketinggalan kereta, kami berdua terpaksa menginap di stasiun untuk menunggu kreta selanjutnya. dan pada saat bersama itu, aku sadar bagaimana aku ternyata telah jatuh cinta padanya. dengan segala kekurangannya, aku benar-benar menyayanginya.
awalnya, aku memungkiri perasaan ini. aku lari dan mulai menghindar darinya. aku menjauh karena aku tahu ini semua salah. dan aku mendekati Cinta. aku lari darinya karena takut pada kenyataan dan kini aku jatuh pada pelukan Cinta yang nyaman. namun tetap tak bisa memberi kehangatan pada dinding hati yang telah membeku karena dia. dan dia, dia akhirnya bertemu dengan orang yang menurutnya melengkapi hidupnya. dan satu minggu lagi mereka akan bertunangan. 

"ohhhh, ayolah sayang. kamu tahu bagaimana mereka. mereka butuh kita buat acara spesial mereka ini. yaaa anggap saja ini kado dari kita buat mereka" rayu Cinta. dia paham benar bahwa aku tak akan pernah tahan jika dirayu seperti itu. dia bergelayut manja, melingkarkan kedua tangannya pada lengan kanan ku sambil menyenderkan kepalanya. aku tersenyum dan dia tahu bahwa aku menyetujui ajakannya. aku memang tak pernah bisa menolaknya. kadang aku bingung, bagaimana jika suatu hari nanti dia tahu bahwa selama ini, aku, orang yang paling dia cintai sedunia, telah menduakan hati pada orang lain. aku tak akan pernah tega melihat dia hancur seperti itu. tapi rasa ini juga tak bisa kubendung lagi.

ya, aku harus mengakuinya sebelum semua terlambat. sebelum mereka berdua terikat oleh sebuah cincin pertunangan. tapi kapan ?

hari pertunangan tiba......

"ya, ampun Dilaaaa... kamu cantik banget ?" teriak cinta sambil mencium pipi Dila yang pada saat itu memang sangat terlihat cantik. dengan gaun kebaya putih panjang, dia terlihat sempurna sebagai seorang wanita. aku menatapnya tak berkedip. Dila memang terlihat sangat cantik malam ini. bagaimana dia menata rambut ikalnya menjadi sangat anggun. aku masih saja tersenyum tak berkedip menatapnya. wajar saja kau jatuh hati padanya mas.... batin ku berucap.
"hei.. terpesona ya ?" tanya Dila menghampiriku "bagaimana aku hari ini bayu ? sudah layakkah aku bersanding dengan Dimas ? " tanya nya kembali sambil memain-mainkan gaunnya.
"tidak, kau tidak layak" jawabku ketus. ohh apa yang ku lakukan ? mengapa aku harus mengatakan itu. kata-kata itu keluar begitu saja tak mampu kubendung. mereka berdua menatapku bingung. jangan sekarang bayu, disini ada Cinta pikirku berulang-ulang. ada cinta disini. aku tak mau menyakitinya.
"jelas kau tidak layak, kau terlalu cantik buat seorang Dimas" sambungku cepat sambil tertawa. berusaha agar kata-kataku barusan dapat menyakinkan mereka. "hahaha, Bayu.. kamu bisa saja. makasih ya bay" tawa akhirnya pecar dari bibir Dila.
"ok bay, kamu memang mahir buat kami terkejut. uhm... aku tinggal kalian sebentar ya, aku mau melihat Dimas. aku yakin dia pasti sedikit kerepotan mengenakan Tuxedonya." kata Cinta sembari meninggalkan aku dan Dila berdua. dan aku rasa ini saat yang paling tepat untuk mengungkapkan semuanya selagi tak ada Cinta yang mendengar. 
" haha, aku rasa Cinta beruntung bisa mendapatkan orang seperti mu bay... bla..bla..bla...." semua kata-kata dila terasa begitu jauh terdengar. aku hanya bingung bagaimana mengungkapkannya dari mana.

"Dila...."
"ya bay ? " tanya nya sambil mendelikkan matanya yang memang sudah bulat.
"jangan mendelikkan mata seperti itu, matamu sudah besar. " kataku berusaha menghindar dari tatapan matanya.
"kenapa denganmu ? kau slalu benci jika aku menatapmu seperti ini? padahal ini saat terakhir kita. aku hanya ingin melihatmu lebih jelas lagi. mungkin esok, ketika aku ingin menatapmu seperti ini, semua sudah menjadi salah di hadapan alam." jawabnya cepat.
"maksudmu ?" terlihat bingung dengan pernyataannya barusan.
"Aku mencintaimu Bay...." katanya " sejak kita kuliah, sejak kau memarahiku yang melototimu pada saat dikantin kampus. dan saat ini, jika kau mengajakku untuk tidak melanjuti pertunangan ini. aku akan berhenti untukmu. aku tahu ini kedengaran gila dan konyol. sudah lama aku berusaha menjelaskannya padamu, tp aku tak pernah mampu. aku takut menyakiti Dimas"
aku tertegun. semua pernyataannya membuyarkan semua kata yang sudah aku latih tadi malam. aku tak bisa berkata-kata. semuanya terkunci di bibir ini. semua pengakuan yang ingin kuucapkan seakan menguap ke angkasa dan jatuh seiring dengan derai hujan yang jatuh malam ini. 

" aku memang ingin menghentikan pertunanganmu." kataku sambil menghela nafas. mencoba menenangkan debaran yang semakin kencang ini " aku memang tak ingin kau bersama dengan Dimas. aku benci kau berada dipelukannya. aku benci melihat kau dan dia yang selalu tertawa berdua. aku benci dengan itu semua"  aku diam. seperti kehabisan kata.
"benarkah ? kau mencintaiku juga ?" tanya dila mendekat. dan aku lihat ada harapan dimatamu. ada bayangan wanita yang berada di balik pintu seberang sana yang mendengar ini semua. dan entah mengapa, aku tak menghalanginya.  aku tahu dia tengah menangis seorang diri dibalik pintu. hanya saja, aku telalu pengecut untuk menyaksikannya terluka karena ku.
"bukan, aku bukan mencintaimu." aku menelan ludahku yang sebenarnya tak ada.
"jadi ?" tanyanya kaget dan bingung."jika bukan dengan aku, lalu kau mencintai siapa ?" tanya dila semakin bingung.
" Aku mencintai Dimas" jawabku berusaha melemparkan pandanganku ke sudut jendela.
ada air mata yag jatuh dipipi dila. ada ekspresi tak menyangka di wajahnya. make up yang sudah menempel indah diwajahnya kini luntur karena air mata itu. Dila hanya mampu menutup mulutnya. menahan isak yang keluar.aku sadar, dia sangat kaget dengan ini semua. sama denganku yang kaget mendengar bahwa dila mencintaiku. sejak kapan, dan bagaimana bisa, aku sendiri bingung bagaimana bisa hal serumit ini terjadi.
"Dimas ???" kata itu memecahkan keheningan."tapi, dia kan....., kau berarti seorang ..?" dila tersungkur lemas. ada wajah keheranan terpancar jelas. lutut kakinya tak mampu menahan semua cerita ini. dan aku juga sudah kehilangan kata-kata untuk menjelaskan pada dirinya.
"bagaimana mungkin ?" tanyanya lanjut "dia seorang Pria Bayuuuuuuu....!".
"yang ku tahu, rasa itu hadir dan membuatku merasa nyaman. aku tak pernah sesayang ini pada siapapun. aku mencintainya walau aku tahu, dunia kelak akan dan pasti membenciku. tapi aku tak akan menyerah untuk mencintainya. bertahun-tahun aku menyimpan ini seorang diri. mengabaikan orang yang menyanyangiku hanya demi mempertahankan sebua asa yang tak mungkin ku gapai. aku hanya ingin kau tahu, aku mencintai Dimas dengan tulus sebagai kekasih untukku. dan aku tadinya ingin meminta mu untuk menyerahkannya untukku. tapi aku tak tahu bahwa kau........" aku menghentikan kataku. " aku pergi, bilang pada mereka berdua, kalau aku pergi. aku merasa cukup merusak semuanya. aku menyesal. cintai Dimas, jangan sakiti hatinya. aku sadar, hanya denganmu dia mampu bahagia. dan buat perasaanmu itu. sebaiknya kubur dalam-dalam seperti aku mengubur dalam semua cintaku pada Dimas. bahagiakan dimas semampumu. hanya itu yang mampu buatku bahagia." kataku panjang. aku melangkah pergi dari ruangan itu. aku ingin pergi membawa semua ini. semua hal yang aku sadar, baik Cinta ataupun Dimas mereka tak boleh tahu, aku menyerahkan mereka pada alam. biar alam yang membahagiakan mereka semua. dan aku, aku akan bahagia dengan cinta yang tersisa ini. aku berlalu, mendapati sesosok tubuh sudah tersungkur menahan isak. mencoba mencerna semua informasi yang dia tak sengaja dengar. Cinta menangis, dan itu benar-benar membuat hati ini merasa pedih. tangan ini berusaha meraih pundaknya dan ingin menariknya kedalam pelukanku. tapi aku tak mampu. tangan ini kaku. aku membiarkannya dan terus berlalu. "Maaf Cinta...." kataku pelan sambil pergi menjauh darinya untuk selamanya.

ini Cinta ku. semua mengutukku. bahkan dunia aku yakin akan menjauhiku. bukankah itu yang dinamakan resiko cinta. saat kita meletakkannya ditempat yang salah, maka yang ada hanya sebuah penyesalan pada akhirnya. ataukah, cinta yang memilih aku berada pada tempat yang salah? entahlah, aku hanya mencintainya. itu yang kurasakan. mencintai hal yang tak tersentuh, sama sekali.cinta ini bukan lagi cinta yang bertepuk sebelah tangan. cinta ini bahkan lebih menyakitkan dari itu. dan cinta ini akan tetap kubawa. salah atau benar, yang kutahu cinta adalah hal baik yang pernah  diberikan Tuhan untukku. dan mencintainya, adalah sebuah kesempatan yang tak akan pernah kutolak. dan jika aku boleh terlahir kembali, izinkan aku terlahir sebagai wanita yang akan bisa dengan mudan mencintai dirinya. Bukan sebagai Bayu....


**** the end****








Jumat, 04 Januari 2013

the perfect love


aku jatuh cinta.
bukan bagaimana kau terlalu tampan dibalik kemeja "Polo" mu,
atau pula bagaimana kau terlalu menawan dibalik gigi rapimu yang berjejer kala senyum mengembang.
aku jatuh cinta tanpa alasan pada mu.
tak perlu ribuan kebaikan yang kau buat tuk membuatku seperti ini.
aku sudah mencintaimu, bahkan jauh sebelum kau mengenal kata kebaikan.
aku kan seperti ini, meski suatu saat kau mungkin sedikit lupa membuat kebaikan.

kupu-kupu dalam perutku slalu bergejolak jika hanya mendengar namamu.
bukan terdengar nama keren, padahal. bahkan aku punya ribuan teman pria yang memiliki nama yang jelas jauh lebih bagus dibandingkan namamu.
tapi lihat, aku masih jatuh cinta pada namamu. dan sempat berfikir, kelak jika aku tak mampu bersanding denganmu, anakku akan kuberi nama sama denganmu agar dia bisa sangat layak dicintai seperti mu.

semua bukan terlihat sempurna dimataku, tentangmu.
aku bahkan sadar kau memiliki selera humor yang payah.
aku juga mengerti, kau memiliki tingkat kesombongan diatas rata-rata.
entah bodoh atau memang bodoh, aku masih jatuh cinta padamu.

dan semua kekurangan mu itu, telah membuatmu terlihat sempurna sebagai manusia dihadapanku.

terkadang, kau tanpa sadar telah membahagiakanku.
lihat, kau bahkan tidak sadar bahwa kau telah membahagiakan seseorang.
terkadang, kau tanpa sadar telah membawaku justru semakin dekat dengan pencipta kita padahal, kau sendiri jarang berdamai denganNya.
lihat, kau menciptakan kebaikan dengan tanpa sadar.
kau memang sangat layak tuk dicintai secara pantas olehku.
dan itu sempurna...

aku memang tidak mencari pria yang serba baik.
aku justru mencari pria yang bisa bersama-sama denganku menciptakan kebaikan kecil.
aku tidak mencari pria yang sempurna.
aku justru mencari pria yang bisa bersama-sama denganku saling menyempurnakan kehidupan.

dan aku jatuh cinta secara sempurna pada pria sepertimu.
itupun jika kau bersedia untuk ku sempurnakan......
dan jika tidak, tenang....
cinta sempurna ini masih dan akan tetap untuk mu sampai kau kembali.