Rabu, 30 Mei 2012

TIME

bukan bagaimana berjalan seiring waktu, tapi bagaimana menikmati setiap detik dari waktu yang singkat-Anas

sudah berapa lama sejak postingan terakhir, aku lupa. mood untuk menuliskan berbagai cerita pun mulai memudar. entah mengapa, aku hanya merasa ide-ide lagi tak banyak yang keluar. orang-orang disekitar yang biasanya dijadikan inspirasi kecilpun menghilang. ahh, entah kemana kunang-kunang inspirasiku belakangan ini . sepertinya mereka pergi terbang dan hinggap ditempat lain. dan sepertinya mereka sedikit tersesat kala kembali pulang. hahahah

hari ini sepertinya aku tidak punya bahan yang enak untuk diceritakan. lagi tidak dalam kondisi baik untuk bercerita tentang cinta, lagi tidak punya topik untuk membahas hal-hal yang menyenangkan, dan sedang tidak punya tenaga untuk bergalau ria. aku hanya sedang merasa belakangan ini banyak hal-hal yang terjadi begitu saja tanpa meninggalkan memori. bahkan ketika aku mencoba mengingat hal yang menyenangkan yang kulakukan seharian di malam hari, aku kerap susah menemukannya. aku hanya merasa terlalu datar....
Senyum yang terukir di tiap harinya juga seakan berbeda dari hari-hari biasanya. lebih sensitif namun terkadang lebih tidak mau tau . ~kumat randomnya ya nass....

pernah kamu merasa seperti itu ? seperti melakukan sesuatu yang banyak, namun saat akhirnya kamu berhenti mengerjakan sesuatu dan mencoba mengingat apa yang telah kamu kerjakan, kamu justru seperti tidak melakukan apapun. yang tersisa hanya kelelahan tanpa kenangan.
seperti sedang mengalami duka, namun tak ada yang meninggalkanmu...
seperti sedang mengalami kepedihan, namun tak ada yang melukaimu.
ahhh.. rasanya ya seperti itu. agak susah mendeskripsikannya. apapun namanya itu, aku benci merasakannya...!

pernah kamu merasakannya? ketika waktu berjalan dengan cepat tanpa meninggalkan kenangan yang bisa kau ingat akan kejadian yang telah kau lalui ?
pernahkah.....?

Senin, 14 Mei 2012

Just watched the show


aku bukan membenci pada bagian itu. aku benci pada bagian lain dari hal itu yang melibatkan terlalu banyak diriku. aku bukan orang yang terlalu ingin mencolok. aku ingin biasa-biasa saja. aku ingin hanya sekedar ada, "berarti" namun tidak mencolok, mengertikan maksudku ?
aku bukan orang yang terlalu tidak peduli pada apa kata orang-orang. aku mempedulikannya namun lebih banyak mendiamkannya dan menjadikannya beban sendiri. aku tidak ingin menjadi sebuah sentral dan pusat dari sebuah pembicaraan. aku hanya ingin menjadi pendengar bukan orang yang sedang dibicarakan.

sekarang, kamu sudah mengertikan maksudku?
aku bukan membenci pada bagian itu. aku hanya benci dianggap sebagai seorang penyebab sesuatu hal yang negatif. dan aku memang tidak bisa untuk tidak memperdulikannya. aku tidak ingin hidupku terusik. aku tidak ingin hidupku terganggu. aku ingin damai.

aku ya seperti itu.
melakukan sesuatu, menyukseskannya kemudian menghilang.
aku hanya tidak ingin menjadi sebuah objek yang diperhatikan. aku hanya ingin tersenyum dibelakang panggung, kemudian pulang dari pintu belakang setelah acaranya selesai.
aku ya seperti itu.
tapi aku selalu marah pada hal-hal yang menjadikanku sebuah topik. aku hanya merasa privacy ku sedang terganggu. orang-orang itu menyebut namaku tanpa dosa. menertawakannya tanpa pernah peduli aku benci hal itu. ya, aku mungkin tersenyum menyambut tawa mereka. tapi setelah itu berlalu, tawa orang-orang itu mengejarku hingga ke peraduan. aku benci untuk tidak bisa tidur hanya karena hal-hal itu.

tidak bisakah seorang "aku" membenci sesuatu ?
tidak bisakah seorang "aku" tidak bisa tidak memperdulikan apa kata mereka?
tidak bisakah seorang "aku" marah akan hal itu ?

.....

mungkin pada heran melihat orang seperti aku. ketika orang-orang sibuk mencari perhatian, aku justru membenci hal itu. bukan, aku bukan membencinya seperti aku membenci serangga (kecoa-red) , aku hanya merasa tidak nyaman pada saat menjadi sebuah topik pembicaraan. aku takut dengan tanggapan, pandangan dan pemikiran orang-orang terhadap aku. aku takut, itu saja.
aku benci harus melihat orang-orang memandangiku seakan aku seorang penjahat yang kabur dari penjara di pulau Alcatraz. aku benci tatapan itu. mungkin bukan merendahkan, bukan juga untuk menghina. bisa saja tatapan itu bermakna senang atau bangga. tapi aku tetap merasa tidak suka.
aku hanya ingin bekerja dibelakang layar, bekerja semaksimal mungkin kemudian tersenyum puas melihat hasil yang tercapai.
ahhh, aku hanya ingin berdiri di pojok ruangan mengamati pertunjukan, bukan menjadi seorang pemeran utama yang mendapat tepuk riuh dari penonton.


Rabu, 09 Mei 2012

kayuh sepedamu..!

ku kayuh sepeda tua itu. kelak dia akan membawaku pada sebuah akhir, yaitu kamu.~anas
Pernah mengendarai sepeda, mengayuh sekuat tenaga agar bisa berjalan secara seimbang  ? bagaimana berusaha mempertahankan keseimbangan agar tidak jatuh dan melukai diri sendiri. berusaha bisa mengendarai kendaraan beroda dua itu agar setidaknya dapat diterima bermain dengan anak-anak lain yang mungkin telah mahir mengayuh sepeda. 
Sewaktu kecil dulu, aku ingat bagaimana aku yang merengek dibelikan sepeda roda 4. aku ingin seperti anak-anak yang ada disekitar rumahku. mengayuh cepat mengejar angin. sepertinya seru batinku berucap. bagaimana tidak hal itu terlihat keren bagiku. hal itu memang sangat keren. coba ingat bagaimana perasaan mu sewaktu angin meniup wajahmu ketika kau mengayuh cepat sepedamu, keren bukan ? rambut bekibar mengikuti arah angin. seakan mampu terbang, dibawah langit biru roda itu melaju. semua sangat menyenangkan. dan aku melihat kegembiraan pada anak-anak itu, sewaktu mengayuh sepeda mereka. dan mereka berhasil membuatku cukup merasa iri sewaktu kecil. dan untungnya rengekanku berhasil membawakan sebuah sepeda berkeranjang berwarna pink dengan 4 rodanya, kehadapanku.
Sepeda pertama yang kumiliki. aku masih ingat bagaimana perasaan ku pada saat menaiki sepeda itu. rasanya seperti ummm.... menyenangkan. tapi sepeda itu tak bisa secepat yang kuinginkan. roda bantuan itu menghalangiku. aku tak bisa sekencang apa yang kubayangkan. tapi mau apa lagi, aku terlalu takut melepas roda bantunya. aku hanya ingin tidak terluka ..
aku adalah salah satu anak yang cukup pembosan. ketika hal itu tidak lagi menjadi menyenangkan bagiku, maka akan aku tinggal. semangat bersepedaku pun hilang seiring lanjutnya usiaku. semakin dewasa aku justru semakin takut untuk jatuh. rasa takutku jauh lebih besar terhadap rasa keinginanku untuk melaju dengan roda dua saja. hingga ketika aku duduk dikelas 5 SD , rasa penasaran itu muncul kembali. aku anak yang tak boleh ditantang. aku selalu merasa tak ingin berada dibawah dari teman-temanku. trend bersepada muncul pada saat itu. dan kondisi itu membuatku merasa aku memang harus berani.

ketika anak-anak lain dituntun oleh ayah mereka untuk naik sepeda, aku justru berusaha sendiri. hanya bermodalkan teras depan rumah yang kecil, aku belajar. berputar-putar sambil tetap menjaga agar tidak jatuh. tapi aku butuh jalan yang luas dan panjang. teras rumah terlalu sempit dan itu tidak menyenangkan. fyi, rumahku berada di pinggir jalan dimana mobil lalu-lalang. dan untuk seusiaku pada saat itu, mengendarai sepeda tanpa adanya pengawasan orang tua, sangat beresiko. dengan keyakinan penuh, aku kayuh sepedaku sekencang-kencangnya. dan Yippppieeee !!! i did it !!!!
rasanya sangat luar biasa, rasanya tak terbayarkan. bagaimana aku berjuang sendiri mengatasi rasa takut tanpa ada yang menjaga, dan akhirnya aku melaju. melaju dengan bebas, sekencang yang ku mau.

***
ingat bagaimana kayuhan pertamamu dulu ??
bagaimana rasanya mampu mengayuh tanpa ada lagi yang menjaga dari belakang ?
mengaggumkan bukan ?? :D

***

setelah aku dewasa, zaman udah beralih. dari sepeda menjadi sepeda motor. namanya sama-sama sepeda sih, tapi jelasssss hal itu berbeda. bagaimana yang satu kau kayuh dengan kedua kakimu dan yang satu lagi hanya mengandalkan kekuatan tangan mu untuk mengontrol gasnya. 
rasa penasaran terhadap sepeda sewaktu kecilku dulu datang lagi. aku mahasiswi semester 6 tidak mampu mengendarai kendaraan bermotor roda dua itu. dan bukan anaslah namanya jika tidak merasa tertantang.

seorang wanita kini sebenarnya sudah dianggap wajar saja mampu mengendari kendaraan sekarang. emansipasi gitu loh... tapi tetap saja pergunjingan atas hal itu tetap ada. niat buat belajar ditentang oleh orang tua. bilangnya takut inilah, itulah. teman-teman juga merasa hal itu kurang perlu. lagi-lagi aku belajar sendiri. mencari orang-orang yang mendukung. mencari motor yang bisa dipinjam.  dan tentunya mencari yang mau ngajarin.

keliling kampus sudah kulewati. aku mampu ternyata. tapi cepat atau lambat ya aku harus ke jalan besar. ditengah banyaknya yang meragukan kemampuanku, seorang teman justru mempercayakan motornya untuk kubawa. dengan dia diboncengan, aku melaju bermodalkan nekat. ada kata-katanya yang menarik dan membuatku kembali percaya diri. "kalau enggak sekarang, kapan lagi ? toh kalau kamu jatuh, kamu tidak jatuh sendirian. kan aku juga ikutan jatuh. jadi buat apa takut"
dan aku berhasil melewatinya !!! menghindar dari mobil-mobil yang padat dijalan kota medan. rasanya itu menyenangkan ketika ada seseorang yang percaya padamu.
rasanya seperti... ummmm... MENYENANGKAN..!!

****
bukan bagaimana mampu mengendarai motor yang membuatku bahagia, tapi perasaan dimana ternyata aku mampu mengalahkan ketakutanku sendiri. itulah,manusia selalu kalah pada bayangannya sendiri. takut pada hal yang belum terjadi dan pada akhirnya enggak pernah mau mencoba. aku juga selalu seperti itu. terlalu banyak yang dipertimbangkan hingga pada akhirnya satu langkahpun tak tercipta. manusia punya sifat dasar yang memang alamiah, yaitu takut untuk merasa sakit. takut merasa sakit sendirian, padahal kita gak pernah sadar bahwa orang-orang besar juga melalui kesakitan itu juga dulunya sebelum menjadi besar seperti sekarang.
bagaimana aku bisa bangkit jika aku tidak pernah merasakan jatuh?
bagaimana aku bisa berlari jika aku selalu takut untuk melangkah?


 setidaknya pada saat aku terjatuh, aku tidak jatuh sendirian. kan banyak orang yang mungkin jatuh bersamaku. ataupun jika mereka tidak jatuh, tangan mereka justru yang mengangkatku tuk berdiri. 
mungkin awalnya tangan mu akan terluka, dilain waktu mungkin kakimu yang tergores. mungkin juga, kau akan merasa takut untuk beberapa lama, tapi tidak untuk selamanya. luka-luka itu pasti akan menghilang, dengan sendirinya. tapi rasa takut itu, hanya kita yang mampu mengendalikan. lantas apa kita rela tangan dan kaki telah penuh luka namun kita tetap tidak mendapatkan sesuatu yang menyenangkan.? bukankah itu imbalan yang kurang adil? 
bukan bagaimana kita berhasil mengayuh hidup kita dengan kencang. tapi bagaimana proses yang kita lalui sehingga kita mampu tetap mengayuh dengan kencang~setidaknya, yang kutahu kita sekarang sedang sama-sama belajar tuk mengayuh. kan ada orang yang berhenti belajar dan kemudian menyimpan sepedanya digudang karena lelah merasa jatuh. tapi kan tetap ada orang yang rela terus mengayuh meski terus jatuh dan kelak orang-orang inilah yang kan merasakan terpaan angin yang menyenangkan itu.

kamu pilih yang mana ????


Jumat, 04 Mei 2012

sebuah Rindu tak beralamat

bagaimana rindu mampu membuatmu menang, karena memiliki bagian terdalam dari sebuah hati

kangen yang seperti ini nih yang menyebalkan. kangen pada seseorang yang ntah siapa..
kangen yang seperti ini benar-benar menguras hati dan pikiran.

lantas bagaimana bisa kamu kangen pada orang yang kamu tak ketahui siapa ?

ya aku cuma merasa kangen saja. merasa rindu pada seseorang diluar sana hari ini.
rindu untuk di dengar lalu diperhatikan tapi oleh ntah siapa.
ada gak sih rindu yang seperti ini???
rindu yang alamatnya tak tahu harus tertuju pada siapa.
rindu yang sang pemilik rindunya saja bingung bagaimana dia harus mendeskripsikan rindunya sendiri.

ahhhhh.... yang ku tahu, aku hanya rindu pada mu hari ini. 
siapapun kamu yang membuatku seperti ini, bertanggung jawablah dengan hadir dan mengobati rindu ini.
apa setega ini kamu ??
meninggalkan setitik rindu yang tak beralamat, kemudian pergi menghilang.
tidakkah kamu tak ingin menampakan muka sesaat, hanya untuk menghilangkan kepenasaranku pada paket rindu yang menyergapku hari ini ?
lantas tujuanmu apa ?
hanya ingin melihatku gelisah seorang diri, lalu kau tersenyum puas dibalik awan ?
itu jahat namanya...
kau terlalu lama membiarkanku penasaran akan asa yang kau kirimkan padaku. 
tidakkah kau takut, aku kemudian lelah berharap kemudian berhenti tuk penasaran akan sosok mu lagi ?
jika itu terjadi, kelak kau tak akan melihat raut wajah ini yang penuh harap lagi. 
dan kelak, kau mungkin tak bisa menertawakanku yang kian gelisah krn mu di balik sana.
dan kelak, ketika kau memutuskan tuk menuliskan rindu yang beralamat, aku tak akan ada disitu untuk membuka paket rindumu lagi...

yaaa, pasti kau kini tertawa.
menertawakan kerinduan ini, hingga terpingkal bahkan geli pada bagian perutmu.
teruslah menertawakan rindu ini. kelak aku tak bisa janji lagi akan merindumu seperti ini.

ahh, hari ini aku hanya merindukanmu. meskipun aku tahu kau sekarang sedang menertawakan kegelisahaan ini. tapi tetap saja rindu ini menyergap. rindu yang tertuju pada kamu yang entah siapa, yang dengan beraninya membuatku merindukan sosokmu yang blum pernah ada.
 dan kau menang, aku memang merindukanmu, 
siapapun kamu, apapun yang kamu lakukan, dan dimanapun kamu,
aku memang merindukanmu