|
ku kayuh sepeda tua itu. kelak dia akan membawaku pada sebuah akhir, yaitu kamu.~anas |
Pernah mengendarai sepeda, mengayuh sekuat tenaga agar bisa berjalan secara seimbang ? bagaimana berusaha mempertahankan keseimbangan agar tidak jatuh dan melukai diri sendiri. berusaha bisa mengendarai kendaraan beroda dua itu agar setidaknya dapat diterima bermain dengan anak-anak lain yang mungkin telah mahir mengayuh sepeda.
Sewaktu kecil dulu, aku ingat bagaimana aku yang merengek dibelikan sepeda roda 4. aku ingin seperti anak-anak yang ada disekitar rumahku. mengayuh cepat mengejar angin. sepertinya seru batinku berucap. bagaimana tidak hal itu terlihat keren bagiku. hal itu memang sangat keren. coba ingat bagaimana perasaan mu sewaktu angin meniup wajahmu ketika kau mengayuh cepat sepedamu, keren bukan ? rambut bekibar mengikuti arah angin. seakan mampu terbang, dibawah langit biru roda itu melaju. semua sangat menyenangkan. dan aku melihat kegembiraan pada anak-anak itu, sewaktu mengayuh sepeda mereka. dan mereka berhasil membuatku cukup merasa iri sewaktu kecil. dan untungnya rengekanku berhasil membawakan sebuah sepeda berkeranjang berwarna pink dengan 4 rodanya, kehadapanku.
Sepeda pertama yang kumiliki. aku masih ingat bagaimana perasaan ku pada saat menaiki sepeda itu. rasanya seperti ummm.... menyenangkan. tapi sepeda itu tak bisa secepat yang kuinginkan. roda bantuan itu menghalangiku. aku tak bisa sekencang apa yang kubayangkan. tapi mau apa lagi, aku terlalu takut melepas roda bantunya. aku hanya ingin tidak terluka ..
aku adalah salah satu anak yang cukup pembosan. ketika hal itu tidak lagi menjadi menyenangkan bagiku, maka akan aku tinggal. semangat bersepedaku pun hilang seiring lanjutnya usiaku. semakin dewasa aku justru semakin takut untuk jatuh. rasa takutku jauh lebih besar terhadap rasa keinginanku untuk melaju dengan roda dua saja. hingga ketika aku duduk dikelas 5 SD , rasa penasaran itu muncul kembali. aku anak yang tak boleh ditantang. aku selalu merasa tak ingin berada dibawah dari teman-temanku. trend bersepada muncul pada saat itu. dan kondisi itu membuatku merasa aku memang harus berani.
ketika anak-anak lain dituntun oleh ayah mereka untuk naik sepeda, aku justru berusaha sendiri. hanya bermodalkan teras depan rumah yang kecil, aku belajar. berputar-putar sambil tetap menjaga agar tidak jatuh. tapi aku butuh jalan yang luas dan panjang. teras rumah terlalu sempit dan itu tidak menyenangkan. fyi, rumahku berada di pinggir jalan dimana mobil lalu-lalang. dan untuk seusiaku pada saat itu, mengendarai sepeda tanpa adanya pengawasan orang tua, sangat beresiko. dengan keyakinan penuh, aku kayuh sepedaku sekencang-kencangnya. dan Yippppieeee !!! i did it !!!!
rasanya sangat luar biasa, rasanya tak terbayarkan. bagaimana aku berjuang sendiri mengatasi rasa takut tanpa ada yang menjaga, dan akhirnya aku melaju. melaju dengan bebas, sekencang yang ku mau.
***
ingat bagaimana kayuhan pertamamu dulu ??
bagaimana rasanya mampu mengayuh tanpa ada lagi yang menjaga dari belakang ?
mengaggumkan bukan ?? :D
***
setelah aku dewasa, zaman udah beralih. dari sepeda menjadi sepeda motor. namanya sama-sama sepeda sih, tapi jelasssss hal itu berbeda. bagaimana yang satu kau kayuh dengan kedua kakimu dan yang satu lagi hanya mengandalkan kekuatan tangan mu untuk mengontrol gasnya.
rasa penasaran terhadap sepeda sewaktu kecilku dulu datang lagi. aku mahasiswi semester 6 tidak mampu mengendarai kendaraan bermotor roda dua itu. dan bukan anaslah namanya jika tidak merasa tertantang.
seorang wanita kini sebenarnya sudah dianggap wajar saja mampu mengendari kendaraan sekarang. emansipasi gitu loh... tapi tetap saja pergunjingan atas hal itu tetap ada. niat buat belajar ditentang oleh orang tua. bilangnya takut inilah, itulah. teman-teman juga merasa hal itu kurang perlu. lagi-lagi aku belajar sendiri. mencari orang-orang yang mendukung. mencari motor yang bisa dipinjam. dan tentunya mencari yang mau ngajarin.
keliling kampus sudah kulewati. aku mampu ternyata. tapi cepat atau lambat ya aku harus ke jalan besar. ditengah banyaknya yang meragukan kemampuanku, seorang teman justru mempercayakan motornya untuk kubawa. dengan dia diboncengan, aku melaju bermodalkan nekat. ada kata-katanya yang menarik dan membuatku kembali percaya diri. "kalau enggak sekarang, kapan lagi ? toh kalau kamu jatuh, kamu tidak jatuh sendirian. kan aku juga ikutan jatuh. jadi buat apa takut"
dan aku berhasil melewatinya !!! menghindar dari mobil-mobil yang padat dijalan kota medan. rasanya itu menyenangkan ketika ada seseorang yang percaya padamu.
rasanya seperti... ummmm... MENYENANGKAN..!!
****
bukan bagaimana mampu mengendarai motor yang membuatku bahagia, tapi perasaan dimana ternyata aku mampu mengalahkan ketakutanku sendiri. itulah,manusia selalu kalah pada bayangannya sendiri. takut pada hal yang belum terjadi dan pada akhirnya enggak pernah mau mencoba. aku juga selalu seperti itu. terlalu banyak yang dipertimbangkan hingga pada akhirnya satu langkahpun tak tercipta. manusia punya sifat dasar yang memang alamiah, yaitu takut untuk merasa sakit. takut merasa sakit sendirian, padahal kita gak pernah sadar bahwa orang-orang besar juga melalui kesakitan itu juga dulunya sebelum menjadi besar seperti sekarang.
bagaimana aku bisa bangkit jika aku tidak pernah merasakan jatuh?
bagaimana aku bisa berlari jika aku selalu takut untuk melangkah?
setidaknya pada saat aku terjatuh, aku tidak jatuh sendirian. kan banyak orang yang mungkin jatuh bersamaku. ataupun jika mereka tidak jatuh, tangan mereka justru yang mengangkatku tuk berdiri.
mungkin awalnya tangan mu akan terluka, dilain waktu mungkin kakimu yang tergores. mungkin juga, kau akan merasa takut untuk beberapa lama, tapi tidak untuk selamanya. luka-luka itu pasti akan menghilang, dengan sendirinya. tapi rasa takut itu, hanya kita yang mampu mengendalikan. lantas apa kita rela tangan dan kaki telah penuh luka namun kita tetap tidak mendapatkan sesuatu yang menyenangkan.? bukankah itu imbalan yang kurang adil?
bukan bagaimana kita berhasil mengayuh hidup kita dengan kencang. tapi bagaimana proses yang kita lalui sehingga kita mampu tetap mengayuh dengan kencang~setidaknya, yang kutahu kita sekarang sedang sama-sama belajar tuk mengayuh. kan ada orang yang berhenti belajar dan kemudian menyimpan sepedanya digudang karena lelah merasa jatuh. tapi kan tetap ada orang yang rela terus mengayuh meski terus jatuh dan kelak orang-orang inilah yang kan merasakan terpaan angin yang menyenangkan itu.
kamu pilih yang mana ????