Riang yang hadir dalam tiap tawa dan celotehmu.
Langkah kecil, pandangan jenaka serta sentuhan manja di ujung jemariku sesaat sebelum kita pergi berdoa pada Tuhan. Bagaimana bisa aku lupa?
Kegaduhan pagi yang terasa riuh.
ingar bingar sesaat, bising dan gelap.
Jantungku berdetak kencang,
Pikiranku kalut.
Hatiku, kau dimana?
Diantara teriakan, mataku menjelajah.
Disitu kau ternyata,
lelap terbaring dalam damai.
Diantara luka dan bekas darah,
mataku terpaku.
Disitu kau ternyata, tergeletak terbujur kaku. Diantara tangis yang menggelegar.
Disitu kau ternyata.
Diantara pilu dan tak percaya.
Hatiku, kau pergi kemana?
Ucapmu salam sampai bertemu kembali.
Ketempat Bapa yang terkasih,
yang memberi dan mengambilmu kembali.
Genggamku erat meski berat.
Melupakanmu, tak akan pernah.
Meski tangis tak pernah berhenti,
Hati ku hanya ingin merasa damai kembali.
Syukur kulantunkan, doa kupanjatkan
Kubiarkan maaf menjadi pengobat luka.
Kepada mereka penyebab segala.
Tak apa, katamu.
Kau kini bernyanyi riang tanpa takut.
Tak apa, katamu,
Kelak kita kan bertemu lagi, Anakku.
****
Karya ini buah pikiran seorang teman dan saya sendiri yang begitu tersentuh dengan kejadian yang terjadi baru baru ini.
Karya ini hasil karya saya dan seorang teman yang menghabiskan beberapa jam hanya membahas topik yang memang sedang hangat dibicarakan.
Selamat menikmati.