Minggu, 12 Oktober 2014

Merantau

no reason to stay it's a good reason to go

Karena pada akhirnya setiap perjuangan berada pada tanganmu sendiri-funny
"it's not over until God said it's over"

Untuk pertama kalinya dalam 23 tahun saya hidup, ini kali pertama saya harus menghadapi kata "merantau". harus jauh dari orang tua. hidup di kota besar tanpa pengalaman apapun. bahkan sebenarnya untuk memikirkannya saja, saya sudah ketakutan. menurut saya, kali ini adalah keputusan terberat yang pernah saya ambil -selain keputusan memilih pergi dari orang itu dulu, *curhat*- ini kali pertama saya harus benar-benar siap untuk menguji seberapa tangguhnya diri saya. *boxing*

proses menetapkan hati selama 9 bulan untuk mengambil satu kata "pergi" bukan perkara mudah. ada banyak hal yang mau tidak mau harus saya pikirkan. bagaimana ayah saya yang harus sendiri di kota medan. bagaimana saya yang harus sendiri di kota ini, dan bagaimana saya bisa bertahan diantara ketidakmampuan dan kekurangan saya ini. jika ditanya apa saya mendoakannya ? jelasss saya doakan. namun jawaban -menurut saya- yang saya terima kerap berubah ubah. dan hal ini yang kerap membuat kebimbangan. 

hingga pada akhirnya, ketika saya bobok-bobok cantik disuatu sore. dalam keadaan yang belum mandi. mencoba mencari makna yang bisa saya dapati sebagai seorang pengangguran. saya sampai di satu kesimpulan, bahwa tidak akan pernah ada yang berubah dihidup saya, jika saya sendiri tidak menginginkan perubahan itu. pada saat itu saya sadar, bahwa setiap masing masing orang punya perjuangannya masing masing, yang hanya bisa dimenangka oleh diri mereka masing-masing pula. saat itu kata "pergi" jadi motivasi kuat buat saya.
bukan karena di medan saya tak bisa berubah. hanya saja "mungkin" medan, bukan kota yang tepat. Medan terlalu memanjakan saya. 

Hari ini, saya mengantarkan ayah ke terminal. ada perasaan ingin meledak keluar. air mata yang sedari tadi ditahan benar-benar tidak terelakkan. dan saat itu saya kembali sadar. keputusan ini sudah melibatkan banyak hati orang yang saya sayangi. untuk itu keputusan saya ini tidak boleh gagal. saya tak ingin tangis haru saat perpisahan tadi diganti menjadi raut kekecewaan. finally, saya menemukan kembali motivasi untuk bertahan.

mungkin bagi banyak orang, merantau adalah sebuah bentuk kebebasan. bisa belajar mandiri, mengenal kemampuan sendiri. namun bagiku, merantau tak hanya sebatas itu. merantau adalah tanggung jawab komitmen yang sudah kita ucapkan dan nantinya akan ada waktu dimana kita dituntut untuk membuktikan komitmen itu. dan saya benar-benar takut mengecewakan siapapun yang sudah mempercayai saya. terutama mengecewakan orang tua saya.

dan mulai hari ini, semua akan saya perjuangkan seorang diri...

setiap orang akan menghadapi perangnya masing masing. saya tiba tiba teringat percakapan di film karate kid. dimana ketika si pelatih kungfu tersebut menyuruh anak didiknya berhenti bertanding karena dia bisa saja cedera serius, namun sianak tetap ingin bertanding meski dia bisa saja cacat. alasan anak itu satu, "dia hanya masih merasa takut, dan mundur hanya akan membuat rasa takutnya semakin besar". lihat bagimana ternyata ancaman terbesar dari hidup ini adalah "ketakutan" itu sendiri. 
saat ini, saya merasa seperti anak itu. jika ditanya bagaimana perasaan saya saat ini sebagai newbie dalam hal merantau, jujur saja, saya sangat takut. bahkan saya merasa belum siap dan tidak akan pernah siap. hanya saja, jika mundur adalah pilihan saya, saya selamanya akan hidup dalam ketakutan itu. dan saya tidak mau. "Pergii" adalah jalan saya untuk menghadapi ketakutan saya. karena pada akhirnya setiap perjuangan berada pada tanganmu sendiri. setidaknya jika pun saya nanti kalah dalam perjuangan hidup saya ini, saya tidak akan kecewa. karena saya pernah mencobanya. *terdengar bijak tapi entah bagaimana realisasinya* hahahahaha.
"it's not over until God said it's over"

Selamat Merantau 
Selamat Bahagia Saya..!!!! :)