Kamis, 18 April 2013

Cerita Pada Awan


hai awan, bagaimana kabarmu di atas sana? sepertinya angin membuat bentukmu banyak berubah, beda dengan yang ku sapa semalam sore, tapi tenang aku tahu kau tetap awan yang sama dengan yang semalam. hati ku berkata itu, namun jika memang bukan setidaknya kau tetap bernama awan untukku. :)


awan, sepertinya enak ya tinggal diatas sana. kau selalu bergerak mengikuti angin membawamu ntah kmana. bertemu dengan banyak manusia. bertemu dengan burung-burung yang sedang bermigrasi atau bertemu dengan benda-benda langit yang bisa saja sedang melintasi bumi.

dan sepertinya diatas sana "kelihatan"  sangat damai. iya atau tidak, ya kamu yang bisa jawab awan. aku mah hanya nebak-nebak saja dari bawah sini.


ya, aku lupa. kamu juga bisa saja sesekali mampir kebumi. dalam bentuk hujan bukan ? hahaha aku masih ingat ternyata bagaimana proses fisika itu terjadi. bagaimana kamu mengembun, mengubah diri menjadi hujan disore hari yang cantik yang kadang membuat banyak manusia yang menggerutu hanya karena basah oleh hujan darimu. kalau aku sih justru lebih memilih menjadi manusia yang menikmati tiap tetesan sang hujan. setidaknya aku suka bau sebelum hujan , menenangkan. 

dan sepertinya banyak bagian sulit yang aku lupakan ketika menjadi mu, awan. aku lupa kamu harus menghadapi angin yang bisa saja datang seenaknya. iya kalo bertiupnya pelan, kamu mungkin masih bisa menikmati perjalananmu sebelum jatuh kebumi. lantas ketika angin bertiupnya kencang? aku percaya seketika itu pula kamu lenyap bukan? ya, aku kerap melupakan bagian-bagian seperti itu. aku juga lupa kamu harus menghadapi tingkah kami manusia yang setiap hari membuang CO  dalam bentuk polusi. dan kamu dengan terpaksa ga pernah bisa mengeluh. kamu menerimanya, menyimpannya dan membiarkan racun itu merusakmu secara perlahan.

ya sepertinya aku mulai berfikir ulang untuk berada disana, sepertinya aku memang tidak dipersiapkan untuk membuat pengorbanan sebesar itu awan. aku hanya mau enaknya saja bukan #sigh....


aku hanya ingin berada ditempat yang setidaknya bisa dapat enaknya saja, namun mana ada tempat seperti itu bukan.bahkan dilangit sana yang terlihat damai sekalipun, pasti punya "sulitnya" sendiri. seperti kata orang, rumput tetangga kerap terlihat lebih hijau padahal bisa saja mereka menggunakan rumput sintetis bukan.... 


sama seperti orang pacaran yang sedang curhat keteman-temannya. selalu ngeluh pacarnya kurang ini dan itu. kemudian membandingkan dengan pacar orang tanpa sadar bisa saja pacar orang itu jauh lebih buruk dari pacar sendiri.

lalu aku mulai berfikir, jika tidak ada yang sempurna didunia ini, mengapa kita tidak bisa pura-pura merasa sempurna saja sebagai manusia? setidaknya dengan cara itu kita bisa lebih gampang bersyukur bukan? dan mana tahu dengan pura-pura bersyukur suatu saat nanti kita lupa bahwa tengah berpura-pura dan akhirnya kita menikmati semuanya secara sempurna... 

kerap aku berfikir kepura-puraan sepertinya memang terkadang dibutuhkan. semuanya di adakan bukan tanpa sebab bukan ?. bahkan untuk sebuah "kepura-puraan" hal itu pasti dibutuhkan suatu saat nanti. meski konotasinya negatif, belum tentu menghasilkan hal yang negatif pula bukan? ahh sepertinya aku tengah melakukan pembenaran pribadi untuk sebuah kepura-puraan. atau aku tengah berpura-pura sekarang ? hahahah semakin bingung bukan ? sama, aku juga :)


awan...

aku masih iri sedikit dengan mu. setidaknya kamu sanggup terlihat damai. sanggup terlihat tenang.

setidaknya kau sanggup membuatku ingin sampai disana hanya untuk mengintip sedikit kebahagiaan di langit. itupun jika memang benar ada...

dan awan, ada siapa di balikmu ? tanya ku penasaran sekarang..... :)

Rabu, 03 April 2013

02.04.2013

when you gone, i believe you never forget me. you're my mom.


saya kangen kamu.
biasanya setiap pagi kamu selalu teriak-teriak buat banguni saya yang selalu ga pernah bisa bangun pagi.
kebiasaan pagi yang slalu diawali dengan repetan itu ternyata ngangeni juga.
sampai sekarang, saya selalu lama-lama bangun. kali ini tujuannya berharap kamu teriak banguni saya, kemudian merepet sepanjang pagi. setidaknya aku ingin mendengar suaramu sekali saja.tapi selama apapun kali ini aku bangun, kamu tak akan bisa berteriak lagi.

saya rindu cium kamu kuat-kuat, ma
ingat betapa seringnya saya cium pipi kamu ma. hingga kamu tak bernafas. itu kesenangan pribadi buat saya, saya senang menggodamu, ma.
dan sekarang cuma bantal yang bisa saya cium kuat-kuat. berharap rasanya sama. namun sampai saya rasa-rasa bagaimanapun, tetap tidak sama.

saya rindu masakanmu yang super pedas.
kamu tahu bagaimana saya yang tidak pandai masak tapi paling jago mengomentari masakanmu. bilang tidak enak lah, bilang itulahh hanya agar kamu kesal .
dan sekarang sejak kamu pergi, saya terpaksa masak sesuai kemampuan saya dengan rasa standart yang terkadang saya berdoa agar orang tidak sakit perut memakannya.
saya cari kesemua tempat makanan yang rasanya sama seperti masakan kamu. malah yang ada justru saya semakin merindukannya.

saya rindu kamu peluk, ma...
saat dunia mulai terlihat melelahkan hati. saya rindu kamu tenangkan.
saya tahu. tuhan sudah kirim banyak malaikat sekarang tuk menjaga saya . tp tetap tidak smpurna.

dan pada akhirnya saya cuma bisa merindukanmu kan...
apalagi selain itu ?
kamu tak tersentuh sekarang..
bahkan lipatan tanganku dalam doapun kurang bisa memeluk rindu ini.
saya cuma bisa bilang itu...

anakmu yang nakal ini sedang kangen mamaknya.
kangen sekali bahkan...
dan sepertinya saya menangis kembali ma......