Kamis, 29 Maret 2018

R U N A W A Y

Betapapun saya kabur, pelarian tak pernah seabadi kehidupan-BernardBatubara

Kamu pernah berfikir untuk kabur kesebuah tempat baru, berfikir bahwa ditempat baru kamu akan melupakan kesedihamu,
Berfikir ditempat yang baru kamu bisa memulai segalanya dari awal
Berfikir bahwa ditempat yang baru, kamu akan menemukan kebahagiaan lain yang tak kau temukan ditempat lama ?
Aku dulu pernah berfikir begitu.
Dulu saat tempat asalku terlalu banyak meninggalkan luka,
Saat terlalu banyak hal yang mengesalkan yang tak bisa ku lupa,
Aku fikir, pergi menjauh, lari menghindar,
Adalah cara tercepat untuk sembuh.
Adalah cara tercepat untuk bahagia kembali.
Ternyata aku yang dulunya begitu naif akhirnya mengakui, aku salah.
Kabur dari hal hal yang menyakitkan tidak lantas membuat hidupku menjadi baik.

Aku yang punya hobi aneh.
Kerap sembunyi jika kesal.
Tak akan teriak menangis.
Yang ada malah lari ke kolong meja untuk menangis dalam diam.
Dulu selalu terlintas, "pergi aja. Mungkin setelah pergi semua akan kembali seperti sedia kala".
"Sembunyi saja , setelah kau keluar nanti semua akan menjadi seperti semula"
Atau jika aku tak menemukan tempat teraman untuk lari dari dunia nyata, aku akan memilih pergi kedunia mimpi dalam tidurku. 
Harapanku satu, masalah yang kutunda di dunia nyata bisa hilang ketika aku kembali.
Aku hobi menunda.
Aku hobi menghilang.
Aku yang terlalu penakut akan kesedihan justru kerap menjadi semakin sedih karena ulahku sendiri.

Siapa yang seperti aku?
Kamu, kalian.
Aku pasti punya banyak teman.
Bahkan pasti ada kalian-kalian yang ingin memulai lari dari masalah, bukan? 
Mencoba seperti apa yang kerap kulakukan.
Percayalah... Itu hanya akan membuat kalian semakin terlihat menyedihkan.

Aku pernah begitu menyedihkan.
Kabur seperti pilihan terakhirku, tanpa mau melihat ada opsi lain yang bisa ku pilih. 
Pernahkan kamu, menjadi seperti aku yang dulu?
Kumohon hentikan.
Berhenti sebelum kamu menjadi jauh lebih menyedihkan.
Mungkin akan ada beberapa hal dalam hidupmu yang tak bisa kau selesaikan sendirian.
Tak apa menjadi salah, 
Tak apa jika punya segudang masalah.
yang menjadi masalah adalah ketika kita tahu kita bermasalah namun berpura pura baik-baik saja.
Tak apa jika terluka. Ada jutaan orang yang juga merasakannya.
Tak apa jika kamu salah, karena tanpa kesalahan kesalahan itu, kamu tidak akan tahu apa yang dinamakan "Kebenaran"

Tak ada satupun tempat yang menjanjikan kebahagiaan abadi.
Tak ada satupun tempat yang menjanjikan ketenangan abadi.
semua tempat memiliki kisahnya sendiri.
Sedihnya sendiri, Lukanya sendiri.
Pergi untuk mengambil nafas sesaat.
Pergi untuk mengambil jarak sesaat.
tapi ingat untuk kembali dan jangan sampai tersesat.
karena yang akhirnya bisa dilakukan diri sendiri adalah "memaafkan dan melupakan".
Berhenti kabur dan kembali,
Berdamai dari apa yang dihindari

Jangan lari,
Jangan sembunyi,
Masalah masalah baru nantinya akan menghantui.

Jumat, 09 Maret 2018

Breaking News



5 Maret 2018, 19.47
Laporan hati saat kemarin.

Ada aromamu yang tercium sedetik yang lalu, dan langsung menyeretku menuju waktu dimana dulu kau masih disampingku.
Aromanya membawa berjuta kenangan kembali berputar.
Rasanya aneh bukan,
Bahkan dari baumu saja sudah sangat menyisakan rindu yg menyiksa.
Apa kabarmu disana ?
Kemarin malam sepertinya kau mampir dimimpi.
Tapi mengapa tak menyapa?
Aku rindu mendengar suaramu.
Terdengar lucu bukan,
Bahkan tawamu yang dulu sering menggangguku justru menjadi satu hal yang paling ingin kudengar saat ini.

Aku ingin membuat banyak kesalahan hanya agar dapat mendengar omelanmu.
Aku ingin tidur lebih lama berharap ketukan darimu yang membangunkanku.
Aroma wanita tadi mengingatkanku.
Pernah ada kau di hidupku selama 22 tahun.

Apa kabarmu?
Tak sepi bukan diatas sana, buktinya kau pergi terlalu cepat dan tak mau kembali.
Baru baru ini aku dimarahi semua orang karena suatu hal yang membuatku kesal.
Itu pasti ulahmu kan?
Kau membisikkannya pada telinga mereka.
Bahkan dari sanapun kau masih mengawasiku.
Curang !!
Dari sana puas kau memandangku.
Pantas saja kau tak merindukanku .
Sedangkan aku, butuh usaha lebih hanya untuk mengingat kembali suaramu
Dan kesalnya rinduku tak kunjung surut.

Aku sedang di bus.
Sedang mendengarkan lagu kesukaanmu.
Lagu yang kerap kau nyanyikan dengan suara cempreng.
Lagu yang selalu kau nyanyikan ketika kau merasa gusar.
Sementara aku akan selalu menertawakan nada nada yang lepas
atau sekedar menggodamu yang tak hapal lirik.

Dan aku rindu.. 
Rindu pertengkaran yang kerap terjadi hanya karena aku malas cuci piring.
Rindu adu argumen kita akan hal remeh.
Rindu kau mencubitku.
Rindu kau menciumku.

Apakah dilangit sana, kau menemui anak senakal aku?
Anak nakal yang gak bisa menepati janji.
Janji untuk tidak menangis tiap merindukanmu.
Apakah dilangit sana kau mengingatku?
Apa kabarmu?
Aku tidak sedang baik baik saja.


Laporan selesai.

Selasa, 06 Maret 2018

Judgment!




She's too Curvy, She needs to lose weight.
She's too Skinny, She needs to eat more.
You're too Judgmental and you need to stop that shi*t-****

Menjadi "cantik" adalah idaman bagi setiap wanita. 
Wanita mana yang tak ingin di puja "cantik" terutama oleh lawan jenis.
Wanita mana yang tidak tersipu dikatakan menarik.
Bahkan jika ucapan "Cantik"  dilakukan sebagai bentuk becandaan sekalipun, tiap wanita masih kerap ingin mendengarnya. 

Mungkin itulah sifat dasar manusia. ada keinginan untuk diakui lebih. 
Bentuk pengakuan yang terkadang sebenarnya justru menyedihkan.
mengapa begitu ?
Coba perhatikan bagaimana banyak wanita zaman sekarang berusaha lebih keras hanya untuk dibilang cantik.
Usaha yang dilakukan terkadang malah kerap membahayakan diri sendiri.
Usaha yang dilakukan terkadang malah membuat dia harus kehilangan dirinya sendiri. 
Tujuannya tak lain, tak bukan, hanya untuk memenuhi standar yang coba diciptakan oleh manusia YANG belum tentu juga lebih baik darinya.


Manusia kerap mengukur semua hal yang dia  temui.
Manusia kerap menamai hal hal yang dijumpai.
Ketika seseorang terlihat putih, tinggi, langsing, dinamakan cantik
Ketika seseorang terlihat hitam, pendek , gendut, dinamakan jelek.
Ketika seseorang terlihat tidak seperti apa yang ada di pikiran orang-orang, dikatakan kampungan.
pertanyaannya, "Kita ini sebenarnya hidup untuk siapa ?"

sebenarnya ingin rasanya memarahi orang yang pertama kali mengatakan "putih" itu merupakan  standar perempuan dikatakan "Cantik". 
Tak tahukah dia bahwa seseorang yang berkulit putih begitu rentan terhadap kanker kulit karena kekurangan melanin yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar UV.
Tak tahukah dia bahwa kandungan kolagen pada orang yang berkulit putih tidak sebanyak orang yang berkulit gelap yangjustru dapat menyebabkan penuaan dini cepat terlihat.

Dan siapa yang bilang menjadi kurus itu lebih baik daripada menjadi gemuk?
Tak tahukah kalian resiko orang yang berbadan kurus sama berbahayanya dengan orang yang berbadan gemuk ?


Penelitian  menunjukkan, perempuan yang terlalu kurus 3 kali lebih rentan serangan jantung di usia 42 tahun ke atas, lemak yang terlalu sedikit di persendian memicu arthritis atau radang sendi, yang merupakan faktor risiko atheroschlerosis atau penyumbatan pembuluh darah ke jantung.


Bukankah menjadi sehat jauh lebih penting daripada sibuk mengejar kata "Cantik"  yang dilabelkan orang orang yang sebenarnya juga belum tentu "Cantik "?

Untuk apa menjadi putih, Jika kulit wajahmu ditutupi bahan bahan kimia yang pada dasarnya akan merusak kesehatan wajah itu sendiri.
Untuk apa menjadi kurus, Jika pada akhirnya kamu harus menderita Bulimia yang hanya akan membahayakan nyawamu sendiri. 

Gendut, Kurus, Putih, Hitam, Tinggi, Pendek,
Bukankah jauh lebih baik jika kamu merasa "Hidup" dan "Bahagia" ?
Tak bisakah kita melihat bahwa ukuran tersebut hanya sementara ? 
Tak selamanya kulit putih itu akan terus kau banggakan.
kelak ketika tuamu tiba, semua akan tampak berbeda. 
Tak selamanya "Body Goal"-mu itu akan tetap ada.
kelak saat gelambir mulai merenggut di usia senjamu, kau tak dapat menolak.

Tahu seberapa kerasnya seseorang yang berbadan gemuk untuk berolah raga bahkan menahan lapar hanya untuk bisa mendengar kata "Kurusan ya.."?
Tahu seberapa kerasnya seseorang yang berbadan kurus untuk memakan semua makanan hanya untuk bisa melihat angka timbangan menyentuh normal dan tidak terlihat seperti orang kekurangan gizi ?

Kita kerap mengabaikan usaha-usaha yang sudah dilakukan orang orang terhadap dirinya sendiri. 
Kita kerap melihat apa yang ingin kita lihat, dan kemudian berkomentar sesuka hati hanya karena apa yang kita lihat tidak sesuai dengan standarnya "Zaman".

Kata siapa Cantik itu harus Putih?
Kata siapa Cantik itu harus Kurus?
Pergilah ke Afrika, standart cantik disana berbeda dengan apa yang ada dikepalamu. 

Semua terlahir cantik dan baik adanya.
Dengan semua kekurangan yang ada, kita menjadi sempurna sebagai manusia.
Daripada sibuk berkomentar terhadap tubuh orang lain, yang bahkan tak mempengaruhi hidupmu, mengapa tidak mencoba saling menyemangati.

Bisa saja saat dia terlihat buruk kemarin, karena baru melewati malam malam patah hati.
Bisa saja saat matanya terlihat berkantung, karena ada lembur yang telah dia lewati bermalam-malam.
Bisa saja saat dia terlihat sangat kurus, karena ada diare berhari-hari yang terjadi sebelumnya. 
Bisa saja saat kulitnya menggelap, karena harus berdiri berjam-jam di bawah terik matahari demi sesuap nasi.
Kau hanya mengetahui "namanya" , Kau hanya melihat "fisiknya", tidak dengan kisah hidupnya.

Banyak diantara kita, yang merasa berada di titik terburuk hidupnya hanya karena komentar komentar yang dilakukan seseorang.
Banyak pula diantara kita yang berkomentar terhadap hidup orang lain hanya untuk menyakinkan diri sendiri bahwa hidup kita jauh lebih baik dari hidupnya mereka. 
Berhenti berkomentar hanya untuk menyenangkan dirimu sendiri.
Siapapun itu pasti merasa lelah  berusaha selalu tampil sempurna hanya demi sebuah komentar dari orang yang  tak sempurna. 
Coba sekarang tanya pada dirimu sendiri , apakah kamu sudah lebih baik dari orang-orang yang kerap kamu komentari?


******
Ini catatan untuk diri saya sendiri yang kerap merasa lelah dalam memenuhi ekspektasi orang-orang yang ada disekitar saya.
Ini catatan untuk diri saya sendiri yang juga kerap berkomentar terhadap hidup orang lain dan mulai membandingkannya dengan diri saya sendiri.
Ini catatan untuk diri saya sendiri, agar saya bisa lebih mencintai diri saya sendiri. 
Ini catatan sebagai pengingat bagi diri saya sendiri bahwa tubuh saya, adalah milik saya, dan hanya saya yang bisa menerimanya dengan apa adanya.