if a girl hides her face from you, she is actually hiding her heart |
"aku mencintaimu...." itu pekik ku dalam batin. Ahhh.... aku lupa, kita tidak pernah punya waktu untuk berbicara. jangankan untuk mengungkapkan kalimat cinta seperti itu, mengucapkan kata "hallo" saja kaki-kaki ku sudah gemeteran. aku payah bukan ?
kau melintas didepan ku, dan aku yang duduk di pojokan ini justru terlihat malu-malu hanya untuk menatapmu. hei, dia tidak melihatmu disini, lantas mengapa kau takut tuk menatapnya ? ucap batinku berulang-ulang. entah apa yang ada dipikiranku, aku sadar secara penuh bahwa dia tak akan mampu melihatku dari jarak jauh seperti ini lantas mengapa harus aku mengamatinya secara diam-diam. aku memang payah, jatuh cinta sendirian.~selalu
aku menyukainya, bahkan sejak aku belum tahu apa arti cinta sebelumnya. aku hanya berfikir untuk harus terus dapat memastikan kebahagiaannya. kau tahu? aku benci kehilangan senyumnya. itu dapat menghapus tawaku seharian penuh. yaaaahhh, kata-seorang sahabatku, itulah yang dinamakan cinta. tapi aku tak peduli apapun namanya, aku hanya ingin melihat dia bahagia.dan jika itu yang dinamakan dengan cinta, aku bersyukur akhirnya aku bisa mencintainya.
"dari mana kau tahu, kau telah siap untuk melupakannya ?" tanyaku pada seorang teman setelah sekian tahun aku menyimpan rapat semua perasaanku pada lelaki itu.temanku ini selalu mengatakan bahwa aku akan mampu melupakan pria itu saat aku memang benar-benar siap.
"untuk apa kau melupakannya ?"
"aku hanya lelah mencintainya secara diam. aku hanya ingin berhenti" jawabku
"aku tak pernah mengatakan bahwa aku telah siap melupakannya, aku mengatakan bahwa aku kini telah siap untuk menerima cinta orang lain"
"bedanya ?" tanyaku bingung
"bedanya, aku belum melupakannya, namun aku kini telah bersama yang lain."
"bukannya itu jahat? kau membuat orang lain sebagai pelampiasan" tanyaku semakin bingung
"ahahhaha" tawanya "bukan berarti begitu, aku hanya mengikhlaskan dia. aku sudah bahagia ketika melihat dia bahagia. itu hal yang sudah sangat cukup untukku. kau tahu bagaimana tujuanku menyayanginya. aku hanya ingin memastikan kebahagiaannya. dan itu sudah kudapat. lalu apa lagi yang harus kutuntut ? balasan dia mencintaiku ? " dia menggeleng "tidak, itu justru tidak membahagiakannya. aku sudah bahagia seperti ini. dan kini waktunya aku melayakkan diriku untuk menerima kebahagiaan. aku sudah pernah mencintai dengan cukup baik. Tuhan tau itu. dan kini aku percaya, Tuhan ingin aku merasakan dicintai dengan pantas oleh orang yang MUNGKIN cukup pantas membahagiakanku dengan caranya sendiri. yah, kau boleh berusaha membahagiakan orang dengan cintamu, tapi jangan lupa diluar sana ada orang yang sedang menunggumu untuk membahagiakanmu. yang perlu kau lakukan hanyalah berhenti untuk berlari, mengejar apa yang sudah terbang. karena ada sesuatu dibelakangmu yang sangat pantas untuk kau tunggu. mungkin sepasang sayap yang kelak bisa membantumu untuk terbang. atau apapun itu, yang pasti dia hanya sedikit terlambat, bukan berarti tak datang. dia hanya ingin kau berjalan lebih pelan agar kau bisa bertemu. itupun jika kau memang ingin bertemu. jika kau tak ingin, maka berlarilah terus. kejar apa yang sudah terbang. berdoalah, sewaktu-waktu sayapnya patah dan kau yang menemukannya. itupun jika kau memang yang menemukannya dan menyembuhkan sayapnya. jika kau kedahuluan orang lain, kau akan sakit 2 x lebih dari yang sekarang bukan ?"
"......" aku terdiam. dan entah mengapa aku tak mampu memberikan respon sedikitpun. aku paham itu benar, aku sadar yang dia katakan baik adanya. hanya saja...........
aku mencintaimu, hey orang asing !
bagaimana aku harus menjelaskanya padamu. aku sedikit mengalami gangguan berbicara apabila berhadapan denganmu.
bisakah kau pahami maksudku hanya dengan melihat tatapan mataku ? atau perlukah aku mengatur janji bertemu di dalam mimpi agar aku bisa mengungkapkannya padamu disana ?
aku mencintaimu, hey orang asing !
terlihat mustahil, tapi ini adanya.
"ahhhhh, aku menyayangimu. sampai kapan ? entahlah, sepertinya sampai aku merasa yakin bahwa aku memang sudah siap tuk melepasmu." kataku lirih. sepertinya sedang menyakinkan diri sendiri bahwa mungkin aku bisa melepaskanmu. atau tidak ?
************