Senin, 26 November 2012

hidden Love

if a girl hides her face from you, she is actually hiding her heart

"aku mencintaimu...." itu pekik ku dalam batin. Ahhh.... aku lupa, kita tidak pernah  punya waktu untuk berbicara. jangankan untuk mengungkapkan kalimat cinta seperti itu, mengucapkan kata "hallo" saja kaki-kaki ku sudah gemeteran. aku payah bukan ? 
kau melintas didepan ku, dan aku yang duduk di pojokan ini justru terlihat malu-malu hanya untuk menatapmu. hei, dia tidak melihatmu disini, lantas mengapa kau takut tuk menatapnya ? ucap batinku berulang-ulang. entah apa yang ada dipikiranku, aku sadar secara penuh bahwa dia tak akan mampu melihatku dari jarak jauh seperti ini lantas mengapa harus aku mengamatinya secara diam-diam. aku memang payah, jatuh cinta sendirian.~selalu

aku menyukainya, bahkan sejak aku belum tahu apa arti cinta sebelumnya. aku hanya berfikir untuk harus terus dapat memastikan kebahagiaannya.  kau tahu? aku benci kehilangan senyumnya. itu dapat menghapus tawaku seharian penuh. yaaaahhh, kata-seorang sahabatku, itulah yang dinamakan cinta. tapi aku tak peduli apapun namanya, aku hanya ingin melihat dia bahagia.dan jika itu yang dinamakan dengan cinta, aku bersyukur akhirnya aku bisa mencintainya.

"dari mana kau tahu, kau telah siap untuk melupakannya ?" tanyaku pada seorang teman setelah sekian tahun aku menyimpan rapat semua perasaanku pada lelaki itu.temanku ini selalu mengatakan bahwa aku akan mampu melupakan pria itu saat aku memang benar-benar siap.
"untuk apa kau melupakannya ?"
"aku hanya lelah mencintainya secara diam. aku hanya ingin berhenti" jawabku 
"aku tak pernah mengatakan bahwa aku telah siap melupakannya, aku mengatakan bahwa aku kini telah siap untuk menerima cinta orang lain" 

"bedanya ?" tanyaku bingung

"bedanya, aku belum melupakannya, namun aku kini telah bersama yang lain."

"bukannya itu jahat? kau membuat orang lain sebagai pelampiasan" tanyaku semakin bingung

"ahahhaha" tawanya "bukan berarti begitu, aku hanya mengikhlaskan dia. aku sudah bahagia ketika melihat dia bahagia. itu hal yang sudah sangat cukup untukku. kau tahu bagaimana tujuanku menyayanginya. aku hanya ingin memastikan kebahagiaannya. dan itu sudah kudapat. lalu apa lagi yang harus kutuntut ? balasan dia mencintaiku ? " dia menggeleng "tidak, itu justru tidak membahagiakannya. aku sudah bahagia seperti ini. dan kini waktunya aku melayakkan diriku untuk menerima kebahagiaan. aku sudah pernah mencintai dengan cukup baik. Tuhan tau itu. dan kini aku percaya, Tuhan ingin aku merasakan dicintai dengan pantas oleh orang yang MUNGKIN cukup pantas membahagiakanku dengan caranya sendiri. yah, kau boleh berusaha membahagiakan orang dengan cintamu, tapi jangan lupa diluar sana ada orang yang sedang menunggumu untuk membahagiakanmu. yang perlu kau lakukan hanyalah berhenti untuk berlari, mengejar apa yang sudah terbang. karena ada sesuatu dibelakangmu yang sangat pantas untuk kau tunggu. mungkin sepasang sayap yang kelak bisa membantumu untuk terbang. atau apapun itu, yang pasti dia hanya sedikit terlambat, bukan berarti tak datang. dia hanya ingin kau berjalan lebih pelan agar kau bisa bertemu. itupun jika kau memang ingin bertemu. jika kau tak ingin, maka berlarilah terus. kejar apa yang sudah terbang. berdoalah, sewaktu-waktu sayapnya patah dan kau yang menemukannya. itupun jika kau memang yang menemukannya dan menyembuhkan sayapnya. jika kau kedahuluan orang lain, kau akan sakit 2 x lebih dari yang sekarang bukan ?" 

"......" aku terdiam. dan entah mengapa aku tak mampu memberikan respon sedikitpun. aku paham itu benar, aku sadar yang dia katakan baik adanya. hanya saja...........

aku mencintaimu, hey orang asing !
bagaimana aku harus menjelaskanya padamu. aku sedikit mengalami gangguan berbicara apabila berhadapan denganmu.
bisakah kau pahami maksudku hanya dengan melihat tatapan mataku ? atau perlukah aku mengatur janji bertemu di dalam mimpi agar aku bisa mengungkapkannya padamu disana ?
aku mencintaimu, hey orang asing !
terlihat mustahil, tapi ini adanya. 
"ahhhhh, aku menyayangimu. sampai kapan ? entahlah, sepertinya sampai aku merasa yakin bahwa aku memang sudah siap tuk melepasmu." kataku lirih. sepertinya sedang menyakinkan diri sendiri bahwa mungkin aku bisa melepaskanmu. atau tidak ?


************




Selasa, 20 November 2012

20.11.2012

home is not like home without mom, but with Jesus is like heaven

Mari kita lihat kondisi ku saat ini:
mata ku yang tidak begitu besar kini membengkak.
wajah kusam (selalunya..) karena 2 hari gak mandi.
rambut berminyak dan sangat lepek, serta berantakan dan terlihat kusut.
suara sudah sangat parau bahkan tidak layak disebut sexy lagi .

tenang, saya bukan sedang mengalami depresi. saya masi normal, hanya saja kondisi ku sedang tidak baik.
sudah 2 hari kondisi tubuh menurun. ini saja memaksakan tubuh buat duduk hanya supaya tidak terlalu pusing karena tiduran terus.
cengengnya saya juga akhir-akhir ini semakin menjadi-jadi. sensitif banget lah jadinya. hal yang gak penting bisa jadi alasan buat nangis.
kadang bingung juga, kenapa bisa jadi seperti ini. dan sampai kapan harus hidup seperti ini. ya saya sadari, kehidupan berubah semenjak si mama pergi. saya berusaha menjadi senormal mungkin. tetap cengengesan kemanapun pergi, berusaha tetap sama. tapi semua tetap tidak sama bukan ?
ada kekosongan dirumah, itu yang membuat berbeda.

saya pernah menuliskannya di blog ini. saya benci dengan kehilangan. apalagi jika saya tahu, kehilangan ini tak akan mungkin ditemukan kembali penggantinya. saat saya menuliskannya kemarin, saya kerap merasa-rasa bagaimana rasanya kehilangan yang besar tapi akhirnya sepertinya Tuhan ingin saya merasakannya dulu lalu boleh menuliskannya. mungkin Tuhan ingin saya menuliskan hal yang memang sudah saya alami, bukan hal yang "di-rasa-rasa"

dan sekarang saya sudah merasakannya, dan rasanya jauh lebih pahit dari rasa yang kemarin saya rasa-rasakan.

anakmu ini masi sangat manja ma, ini kesimpulannya. selalu merasa mampu sendirian padahal ketika sendiri beneran malah ketakutan. selalu sok tegar, sok gak bisa nangis padahal hatinya rapuh serapuhnya es...
entah apa yang ada diotak anakmu ini ma, sampai detik ini saja masih belum mengakui kalau dia rindu mamanya. dia mungkin sedang gengsi besar-besaran.

Tuhan sedang menggendong saya. itu kesimpulan dari kothbah yang saya dengar minggu lalu. selama ini saya selalu melihat jejak Tuhan disamping jejak kaki saya. hal itu slalu saya yakini bahwa Tuhan slalu disamping saya. namun semenjak mama pergi, jejak itu seakan hilang. saya kerap merasa sendirian. tapi saya sadar, Tuhan gak akan kemana-mana. justru Tuhan tengah menggendong saya. hanya saja saya kerap lupa bersyukur dan kerap lupa menyadari itu.
saya salah Tuhan..... 

yaa, terkadang bukan saya saja yang melakukan kesalahan seperti itu bukan? kamu, kita semua terkadang luput dari yang namanya bersyukur.
bagaimana aku bisa bersyukur ditengah bencana ? ini yang slalu dibenak kita. saya pun begitu. dari mana jalannya saya mampu bersyukur kala mama sudah pergi secepat ini ? ya itu pikiran kolot saya. pikiran egois saya tadi. tanpa saya sadari, Tuhan ingin menunjukkan kuasanya ya lewat kepergian mama. finally, saya akhirnya sadar betapa beruntungnya saya. punya banyak teman yang ada bukan hanya disaat senang. saya juga beruntung punya banyak sandaran yang selama ini saya pikir tidak pernah ada. yaaa, Tuhan mengambil satu dari saya, namun Dia tidak lupa mengembalikan 10 kali lebih banyak dari yang Dia ambil. lantas, masih layakkah saya tidak bersyukur??

mungkin air mata masih akan terus jatuh. karena rindu yang pasti.
mungkin semua akan berbeda, tapi harus jauh lebih baik lagi.
saya tidak mau merasa-rasa lagi kemudian menuliskan hal yang belum kurasakan.
saya tidak mau kena tegur lagi sama Tuhan.
saya juga tidak mau mengeluh hingga lupa bersyukur.

hidup saya sangat layak saya syukuri, bahkan ditengah hal yang tidak menyenangkan.bagaimana dengan kamu ? :)

Tuhan tidak lupa memberikan kebahagian. disela air mata kan slalu ada sedikit senyuman. walaupun sedikit, tetap dinamakan senyuman, bukan ? -A