Jumat, 28 Desember 2012

Coffee

you're the sugar in my first coffee in this morning. thanks to be a sugar dear...

secangkir kopi mengingatkan ku pada hidup.
pahit, manis, terasa nikmat berbaur di lidah. terkadang beberapa memilih tanpa menggunakan gula. sepertinya pahit menjadi pilihan bagi mereka. Orang-orang seperti mreka, seperti sudah terbiasa dengan pahitnya tantangan dunia. sepertinya...
namun aku, jauh lebih memilih menggunakan sedikit gula, setidaknya agar aku tetap bisa merasakan manis. walau aku jarang menemukan manis dikehidupan ku yang sebenarnya. manis tetap ada. aku tak mau bersikap egois mengatakan aku tak pernah bahagia. aku merasakan manis bahkan  mungkin terlalu sering sebenarnya (lihat, kurang bersyukurnya aku) sehingga kerap lupa rasa kopi yang sebenarnya. atau kadang aku merasa terlalu pahit hingga lupa mencampurkan susu agar rasanya terasa seimbang. aku hanya membuat suka-suka kondisi hati saja. aku sama seperti manusia lainnya bukan ? ya karena aku, manusia

"uhh, kopi pertamaku pagi ini terasa begitu pahit" keluhku selalu di tiap pagiku. bukannya aku menambahkan gula, yang ada aku justru berusaha menikmati kopi pahit itu dengan keluhan, sama seperti hidup bukan.? bangun diawal pagi, kemudian mengeluhkan hal-hal kecil. namun tetap menjalani hari tanpa mengubah hal yang salah tersebut. bagaimana bisa terasa manis jika kita tidak mau mengubah komposisi kopinya? bagaimana bisa terlihat indah jika kita tidak mau mengubah cara pandang kita dalam menjalani hidup? intinya sih perubahan. sesering apapun kita mengeluh, hal itu akan tetap menjadi keluhan tanpa adanya perubahan. dan perubahan sendiri tidak akan terjadi tanpa adanya tindakan. sama seperti kopi pertama pagi ini yang terlalu pahit. kopi itu akan tetap pahit. meskipun aku mengeluh akan pahitnya kopi, kopi itu tak akan menjadi PAS jika aku tidak menambahkan sedikit gula. yaa.. kita harus mengubahnya agar menjadi pas sesuai dengan keinginan kita. itu pun jika kita ingin menikmatinya dengan nyaman. 

Bagaimana dengan kopi pertamamu pagi ini ? 
terasa begitu pahit, atau justru terlalu manis hingga membuat rasa si kopi menjadi hilang ? ataukah kau memiliki secangkir kopi yang terasa PAS pagi ini ?
atau jangan-jangan kita kerap menggunakan kopi instan agar hasil dari kopi nya jauhhhh lebih nikmat ?
ya, kopi instan. sepertinya kebanyakan kita akan jauh lebih memilih kopi instan dibandingkan harus repot-repot menakar untuk secangkir kopi yang pas.
seperti hidup, kita kerap akan lebih memilih jalur aman sehingga kita tidak perlu repot-repot menyesuaikan diri dengan tantangan. mengapa ? setidaknya saat ini aku berfikir karena manusia takut dengan kekecewaan.
manusia terlalu takut merasakan pahit yang berlebihan, namun juga tidak ingin merasakan manis yang berlebihan pula. lihat, manusia hanya ingin enaknya saja bukan ?

uhmm.. sepertinya aku salah memberikan pertanyaan. aku tahu, kalian pasti bingung. karena bisa saja kalian bahkan bukan penikmat kopi. bahkan kalian membenci kopi. yahh, kopi bisa digantikan dengan apa saja. apa yang kau minum dipagi hari kemudian kau nikmati. entah itu susu, teh atau air putih sekalipun. hidup seperti minuman pertama di pagimu. bagaimana kau menikmatinya ? seperti itu kau akan menikmati pagi mu.
tidak percaya ? buktikan....

ketika awalmu kau mulai dengan keluhan terhadap hal-hal yang sebenarnya sudah menjadi habbit mu, kau akan terus melakukannya sepanjang hari. namun ketika awalmu dimulai dengan menikmatinya maka, kau akan melakukannya sepanjang hari pula. menikmati semua yang terjadi di hidupmu. 

jadi, bagaimana Pagi mu hari ini ?
jika masih terlalu pahit, saranku coba tambahkan sedikit gula. kemudian nikmati.. setidaknya kau masih memiliki kopi yang menemanimu mengawali pagi. diluar sana, bahkan bisa saja orang-orang mengawali pagi mereka hanya dengan air liur mereka sendiri....
dan kau jauh lebih beruntung dari mereka. setidaknya kau memiliki gula yang bisa memaniskan kopi mu. sedangkan mereka, kopi saja tidak punya, apalagi gula. namun mereka masih bisa bertahan bukan? karena, mreka sedang berusaha menikmati kopi pahit buatan Yang maha kuasa.
pahit, tp mereka menikmatinya karena mereka percaya Dia tak akan lupa nantinya menambahkan sedikit gula untuk memaniskan hidup mereka.

Lalu bagaimana pagi kita hari ini ?
 



Rabu, 19 Desember 2012

disappointed


aku kini duduk diam.
mencoba merenungi apa yang sudah aku berikan pada dunia.
terlahir dan kemudian berjuang sendiri.
lantas mengapa manusia harus dijadikan makhluk sosial ?
tanya hati sedari tadi.
datang sendiri, kembali pun sendiri,
lantas mengapa manusia harus dijadikan beketerkaitan dengan yang lain?
bukankah menyedihkan bila bergandengan sedari awal, namun disaat puncak dilepas begitu saja?
aku hanya sedang berfikir, tak perlu komentar.
tenang, ini hanya fikiranku saja.

berfikir tentang egonya manusia yang hanya ingin menerima disaat membutuhkan.
namun berlari menjauh meninggalkan ketika sudah mendapatkan.
berfikir tentang cara menjalani hidup yang ternyata jalannya sangat jahat.
kalau tidak jahat, apa coba namanya?
apa bisa dinamakan baik jika caranya seperti itu?

mengandalkan manusia memang selalu dan pasti mengecewakan
lantas, mengapa kita harus terus saling terikat dan harus saling membutuhkan?
bukankah hal itu hanya dinamakan menunda kekecewaan ?

ya..
kita, aku dan kamu memang diciptakan untuk seperti itu sepertinya.
membutuhkan satu sama lain, namun pasti juga akan mengecewakan satu sama lain.
sepertinya Pencipta hanya ingin kita memainkan peran kita dengan baik sebagai manusia.
dan kemudian memasrahkan sepenuhnya pada Dia sang sutradara kehidupan.
ya,
Dia bukan objek yang membutuhkan kita dan kemudian mengecewakan kita.
setidaknya karena dia bukan manusia .
Dia yang dibutuhkan, dan sebuah sandaran yang justru tak akan pernah mengecewakan.
setidaknya, Dia sudah sering menjamininya dalam kitab-kitab yang tlah mendengar nubuatnya.
ya.. setidaknya sepertinya itu berlaku dalam hidupku yg terlalu mengandalkan manusia
dan kemudian mendapat kecewa seperti sekarang.
ya... setidaknya, kalian pasti pernah merasakannya.
jika belum, mungkin sebentar lagi