Sabtu, 02 April 2016

Cerita di Secarik Kertas


Kali ini, kala mentari menyapaku, aku merasakan debaran aneh didada.
memori terputar kembali, tentang tadi malam.
tentang bagaimana malam kututup dengan doa.
tentang malam yang aku akhiri dengan senyum  di bibir.
kutanyakan sebuah pertanyaan konyol ini pada jantung, yang sedari tadi berdegub aneh
mengeluarkan ritme yang mengganggu.

"Hei, mengapa berdegub seperti ini?, 
 mengapa seperti ini lagi ?
 tidakkah kamu ingat, pernah merasakan perih yang menyiksa dan bahkan sepertinya luka itu juga belum mengering aku pikir."

dan kau tahu tahu, jantung ini hanya menjawab "Tenanglah, Semua akan bahagia mulai sekarang".
aku hanya tersenyum kecut, dan sepertinya itu juga bukan salah mu jantung, aku sadar kau hanya mengikuti irama yang tengah kau dengar.

dan kali ini aku beralih pada bibir yang sedari tadi tak berhenti tersenyum.
ku tanyakan hal yang sama, kuingatkan pula hal yang sama
"Bukankah kau dulu pernah menjerit menangis dalam selimut ini kala malam?
 tidakkah kau lupa , bahwa dulu dinding hampir bosan mendengar tangismu.
tidakkah kau takut akan berakhir pada malam malam panjang yang dipenuhi dengan rintihan ?"
dan sepertinya bibir ini pun punya jawaban yang sama dengan sebelumnya 
"Tenanglah, semua akan bahagia mulai sekarang"

Akh.. ada apa dengan mereka?
bagaimana mungkin mereka bisa kompak pagi ini.

belum aku beranjak tuk menyeduh kopi pertama ku pagi ini, sekelebat memori kecil mampir dipikiran.
bagaimana sosoknya tersenyum, bagaimana sosoknya berbicara, bagaimana sosoknya tertawa, bagaimana sosoknya yang penuh semangat kala bercerita , bagaimana sosoknya berjalan...

"Hei Otak, kali ini ada apa denganmu ? Apakah kau juga lupa apa yang pernah terjadi dulu ? bagaimana disuatu waktu, kau, berusaha sekuat tenaga melupakan seseorang ? tidakkah kau lupa, pernah disuatu pagi kelak, kita berharap terbangun dalam keadaan Amnesia ?
bagaimana mungkin sekarang kau kembali menyimpan memori yang kelak bisa saja hendak kau hapus ?
bagaimana mungkin sekarang kau kembali mengingat setiap kejadian yang kelak bisa saja ingin kau lupakan ?"

dan lagi hanya jawaban "Tenanglah, semua akan bahagia mulai sekarang" yang aku terima. jawaban kompak dari kalian yang dulu merasakan sakit yang teramat, namun kalian tetap mengatakan "tenanglah" 

Tak ingat kah mereka dulu, pernah jatuh cinta dan kemudian patah setelahnya ?
Tak ingat kah mereka dulu, pernah bahagia dan kemudian menangis setelahnya?



aku masih jelas mengingatnya....




--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ps: tulisan ini dibuat entah kapan, aku temukan pada secarik kertas HVS di sudut lemari kamar kala menjalani rutinitas seorang perempuan. tanpa judul dan bahkan tulisan itu seperti belum mencapai titiknya.
mungkin saat itu, aku tengah merasa takut
mungkin saat itu, aku tengah merasa bimbang
mungkin saat itu aku tengah JATUH CINTA...
mungkin.....