Senin, 03 November 2014

Fase


Berapa fase hidupku sudah kamu lewatkan ya ma...
fase dimana seharusnya kamu jadi orang pertama yang tahu.
fase dimana seharusnya kamu jadi orang pertama yang aku peluk.
mungkin dulu tiap aku mengingatmu, aku , anak perempuan mu ini pasti akan menangis.
tapi sepertinya waktu sudah mengajarkanku tuk jadi lebih kuat dari sebelumnya.

aku punya cerita.
punya banyak hal yang ingin aku ceritakan ma.
aku ingin mendengarkan pendapatmu.
aku ingin melihat reaksimu.

saat pertama kali aku dinyatakan lulus sidang meja hijau, 
aku ingat, bagaimana aku hanya bisa menahan air mata karena sudah tak bisa memelukmu lagi saat itu,
"ma, anakmu ini dapat nilai A untuk hasil akhir perkuliahannya. mama senang ?"
"ma, anakmu ini tamat tepat waktu seperti yang aku janjikan dulu. aku udah bergelar Sarjana ma"
aku hanya bisa menebak nebak reaksi apa yang kamu berikan ma. semoga saja khayalanku sesuai ya...

saat pada akhirnya waktu wisuda pun dekat. aku kembali harus menahan air mata ma...
ingat di beberapa bulan sebelumnya, kamu menawarkan sebuah bakal kain untuk hari wisudaku. dan aku ingat aku menolak saat itu. dan entah mengapa mengingat itu, aku semakin merindukanmu pada saat itu. 
saat semua teman-teman pergi berbelanja persiapan wisuda, aku hanya dirumah. berfikir pakaian apa yang nantinya kupakai.
karena keberadaanmu selama ini, aku jadi anak yang tidak tahu tukang jahiit yang bagus, 
karena keberadaanmu selama ini, aku jadi anak yang tidak tahu ukuran bajuku sendiri
karena keberadaanmu selama ini, aku jadi anak yang tidak tahu apa mauku.
karena dengan keberadaanmu selama ini, semuanya akan selalu baik baik saja.
bukan karena bapak tidak menawarkan untuk membeli keperluan wisuda ma, tentu saja bukan. bapak selama ini sudah berusaha mengerti aku sebagai seorang anak perempuan yang beranjak dewasa. hanya saja, semua berbeda jika bukan kamu yang mengurusnya ma...
lihat anakmu ini masih manja.
dan pilihan terakhir, aku hanya memakai pakaian yang sama seperti yang kamu kenakan di pemakamanmu. dan saat namaku di panggil di ribuan wisudawan, aku seperti melihatmu berdiri disamping bapak, tersenyum. 
benarkah itu ma ? kamu bangga pada anakmu yang ceroboh ini ? 
"ma, aku sudah wisuda. dan aku cantik. oia, aku juga dapat bunga yang banyak."

ma, kamu selalu bilang padaku "jangan pernah menyukai apa yang bukan milikmu, sukai apa yang kamu miliki. itu akan bikin kamu belajar bersyukur"
kamu juga selalu mengajarkan padaku untuk mencintai orang yang mencintaiku. aku ingat sewaktu SMA dulu kamu membujukku untuk menerima seseorang hanya karena kamu tahu dia menyukaiku. aku tidak menurutimu waktu itu. aku hanya bersikeras pada pilihanku sendiri. aku bersikeras menyukai orang yang tidak menyukaiku.
kamu juga pernah memarahiku karena menjalani hubungan dengan seseorang yang tidak kamu sukai. dan lagi lagi aku tidak mendengarkanmu ma. aku patah hati. namun kali ini, ketika aku merasakan patah hati tuk pertama kalinya, tak ada kamu yang memelukku dan mengatakan "kan sudah mama bilang" .
tak ada pelukan yang menenangkan.
aku bahkan ingat, aku menangisinya semalaman hingga tertidur dibalik selimutku sendirian. bahkan bapak pun tidak tahu bahwa anaknya ini pernah merasa sejatuh itu. tapi tenang ma, anakmu ini tidak sepatah hati itu. aku punya bapak yang hebat yang akhirnya dia tahu anaknya ini patah hati. bapak memberikan pelukan yang berbeda ma. bapak nengajarkanku menjadi wanita yang kuat. mama beruntung ya punya bapak... :)

ma, ingat tidak, aku punya mimpi untuk keparis?
ingat tidak aku pernah membisikkannya ditelingamu saat terakhir kalinya kamu menghembuskan nafas?
aku sedang berusaha memenuhinya ma.
anakmu ini akhirnya mendapatkan pekerjaan ma. dan apakah mama tahu aku bekerja dimana ?
disebuah rumah sakit. 
kamu selalu menginginkan aku bekerja dirumah sakit bukan? aku bekerja dirumah sakit sekarang. memang bukan sebagai dokter seperti impianmu ma. tapi ini jauh lebih keren daripada menjadi seorang dokter.
kamu selalu berharap bukan anakmu ini bisa bersuamikan seorang dokter, doakan saja ma, ada dokter yang khilaf yang mau menikahi anakmu ini nantinya hahahahaha....
"ma, aku bekerja. dirumah sakit di ibukota. apa mama senang ?" 
ma, tugas pertama ku nantinya justru akan mengirimku kembali ke kota medan ma. dan kali ini aku pulang dibiayai dari kantor. lihattt, mimpi ku yang selanjutnya ma. mimpi berpergian dibiayai kantor. mama masih ingat mimpiku itukan ? "ma... aku bahagia"

dulu , aku selalu ingat pula, kala mama selalu mengatakan bahwa ekonomi keluarga kita gak akan cukup mampu menyekolahkan ku setinggi yang ku mau "Tugas mama cuma sampai S1 saja. kalau untuk S2 mama gak sanggup ya nakku" itu katamu dulu. dan aku hanya mengangguk mengiyakan. karena aku sendiri memang tak berniat melanjutkan kuliahku lagi. tapi tahukah kamu ma? sepertinya Tuhan punya jalan lain dari yang sudah kita rancang ma..
bulan febuari mendatang, aku justru akan melanjutkan studiku lagi di S2. "maa aku mau S2 kali ini apakah mama senang ?" Tuhan kita kaya ma, Dia mewujudkan hal yang kita rasa ga mampu.
dan aku hanya bisa berharap aku bisa menyelesaikan S2 nanti dengan baik.

lihat, bagaimana banyaknya yang sudah kamu lewatkan dalam 2 tahun kepergianmu ma...
bahkan sekarang anakmu ini sudah merantau. meninggalkan bapak sendiri dimedan.
dan mama tahu, saat berpisah dengan bapak, aku menangis. 
mama selalu tahu kan anakmu ini cengeng, ceroboh, dan masih kekanakan. 
bagimana bisa wanita ceroboh seperti aku bisa tinggal diibukota yang kejam ini bukan?

aku pinjam keahlianmu ya ma..
keahlian tersenyum mu walau aku tahu kamu bersedih.
aku sering mempergunakannya sekarang
aku pinjam keahlianmu ya ma
keahlian menghemat uang untuk bisa menabung
aku harus menahan diri untuk tidak boros disini
aku pinjam kesabaranmu ya ma
aku pinjam semua hal baik yang sudah kamu ajarkan pada ku ya ma,,
setidaknya biar aku bisa bertahan disini tanpa mu, tanpa bapak, tanpa siapa siapa.

mulai dari sekarang aku tahu, fase fase spesial dihidupku akan terasa berbeda karena tak ada kamu ma,
tapi entah mengapa aku selalu percaya, kamu selalu ada disekitarku. memberiku pelukan tak terlihat.
ma, mimpiku masih banyak. dan kamu pasti tahu aku punya daya khayal yang cukup tinggi. dan aku mau mewujudkannya pelan-pelan.
maaa, aku sudah berhenti menangis, 
dan ma, aku merindukanmu setiap hariku. bahkan kadang aku kerap membayangkan engkau memanggil namaku,
aku hanya tak ingin melupakan suaramu. 
dan ma, jikapun aku diberi kesempatan untuk lahir kembali, aku tak perduli lahir dimana. yang ku mau, kamu tetap menjadi mama ku .....


makkk ee,
kangen *pelukkuattkuat*

*funny*




Tidak ada komentar:

Posting Komentar