![]() |
if you are brave enough to say "goodbye", life will reward you with a new "Hello" |
Medan saat ini tengah panas-panasnya.
Daripada mengeluh panas, saya lebih senang menikmatinya seperti sedang berada di musim panasnya korea.
Angin yang bertiup pun terasa hangat.
Dan meski sekarang sudah pukul 7 malam, udara panas belum berubah.
Dan duduk di depan rumah jadi pilihan terbaik mengingat pemadaman listrik juga sedang terjadi.
Siapa yang tahan jika cuaca bisa menyentuh suhu 36C dengan kondisi lampu padam.
Jangan kan untuk menghidupkan pendingin ruangan. Untuk berjalan dalam terang saja susah.
Duduk dalam kebisingan jalanan.
Berhubung rumah saya terletak dipinggir jalan, hiruk pikuk kendaraan jadi rutinitas setiap saat.
Namun, malam ini beda.
Saya mau menikmatinya tanpa keluhan.
Duduk, pasang headset, dan menatap langit.
Dalam gelap sepertti ini justru bintang terlihat sangat jelas.
Dan langit jd penenang alami buatku saat ini.
•Alunan musik ditelinga sampai pada "don't you remember"nya adele.. ..
Dan semua kenangan kembali.
Tersenyum..
Yaaa, saya tersenyum mengingat semua memori yang pernah tercipta.
Walau masih ada serpihan perih yang tak mampu saya tampik. Tapi saya masih tersenyum.
Bagaimana
dulu slalu menjalani dalam bahagia, namun sekarang berakhir dalam diam
dan justru seperti tak pernah terjadi apa-apa diantara kita.
Cinta itu lucu ya teman.
Bagaimana cinta bisa membuat kita menjadi bahagia dan sedih dalam waktu yang bersamaan.
Kemarin-kemarin, saya slalu berupaya agar aku tak sendirian.
Lamunan terkadang menyeret saya jauh ketempat kenangan seharusnya berada.
Dan pada saat itu, saya benci diri saya sendiri yang tak bisa menyingkirkan semua kenangan itu.
Saya ingin menyimpan perih itu hanya untuk membuat saya benci pada sosok pembuat kenangan itu.
Nyatanya, saya semakin justru terjebak didalamnya.
Lihat, bagaimana semakin kuat kita melupakan, justru semakin kuat pula rasa itu terttinggal.
Itu cinta?
Entah~ saya masih menganggap saya terlalu muda untuk memahami ituu semua.
Dan sekarang saya jauh lebih menyenangi kesendirian.
Saya sudah akur dengan kenangan itu.
Kenangan itu yang saya punya kini.
Bukti bahwa pernah ada bahagia.
Bukti bahwa saya pernah tersenyum tanpa alasan.
Bukti bahwa saya pernah bahagia sesederhana kata "hai" yang dulu pernah terucapkan.
Bukti bahwa, seharusnya tak ada kata "menyesal" meski sekarang berakhir tidak seperti apa yang dulu pernah dimimpikan.
Diam seperti ini memang membuat saya harus mengingat kenangan yang terlalu bahagia itu,
Tapi saya bahagia.
Bukankah bahagia itu pilihan? Dan sepertinya ini cara saya supaya bisa bahagia.
Bukan, bukan hidup dalam kenangan itu. Tapi lebih belajar dari kenangan .
Bahwa setiap hal hanya akan jadi kenangan suatu waktu nanti.
Apakah kenangan itu menjadi kenangan indah atau buruk, itu tergantung pilihan kita.
Bisa saja, di waktu nanti kita akan tersenyum mengingat kenangan yang kita anggap buruk.
Kita menertawakannya, karena sepertinya pada saat itu kita sudah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Yaa, saya mau seperti itu.
Di waktunya nanti, saya bisa menertawakan rasa sakit yang mungkin tengah saya nikmati sebagai sebuah proses.
Diwaktunya
nanti, saya bisa menertawakannya sambil mengenggam erat tangan pria
yang berani membuat saya untuk tidak takut lagi merasakan sakit.
Mungkin nanti,
Saya tertawa hingga air mata keluar,
Hingga pegal di perut,
Hingga
pria itu berkata "lihat, bukankah pernah terluka itu menyenangkan? Kamu
bisa sebahagia sekarang, karena sudah pernah terluka cukup dalam dulu.
Jadi sebaiknya berterima kasihlah pada luka. Karena Luka yang menuntunmu
pada bahagia seperti sekarang, dan yang menuntunmu padaku"
*it's may be hard for while, but eventually you're going to find the GOOD in GOODbye*
Ketika seseorang mencintaimu tanpa alasan, mungkin saja dia juga kelak akan meninggalkanmu tanpa alasan pula...
tapi
saya jauh lebih memilih, mencari semua alasan agar dapat mencintaimu
setiap harinya, sehingga tak ada lagi alasan untuk tidak mencintaimu~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar