![]() |
Love if you're in love, Cry if you're hurt, Smile if you're happy. Don't grow old, just grow up. Make mistakes, and learn from them.
|
Menjadi dewasa tidak semudah kelihatannya, khususnya untuk urusan sebuah rasa.
Butuh banyak analisis kemungkinan yang muncul hanya untuk mendefinisikannya.
Butuh banyak waktu yang dilalui hanya untuk menyakinkannya.
Alasannya malah jauh lebih sederhana.
Agar tidak terlalu jauh..
Agar tidak terlalu jatuh..
Agar tidak terlalu berharap..
Agar tidak terlalu terjerembab..
Kedewasaan tumbuh seiring sejalan dengan kebodohan itu sendiri.
Kita lupa,
Untuk urusan hati ternyata tak perlu banyak analisis.
Dewasa juga kerap mendinginkan hati.
Menutup semua kemungkinan hanya karena tak ingin ditertawai.
Dewasa membuat kita terlihat begitu menyedihkan.
Seperti berjalan tanpa rasa padahal banyak asa yang ingin diterbangkan.
Kita tahu, kita mau..
Hanya saja, kita kerap malu.
Dewasa kerap menuntut untuk realistis,
Tanpa sadar membuat kita menjadi apatis.
Dewasa memaksa kita untuk berfikir logis,
Tanpa sadar membuat kita menjadi skeptis.
Dewasa adalah pilihan.
Usia kerap menua, tapi tidak dengannya.
Dewasa adalah pilihan, tapi tidak dengan cinta.
Dia hadir, memenuhi dan menghangatkan.
Tanpa sebab, tanpa tanya.
Dia masuk mengisi ruang.
Menjadikannya penuh hingga tak punya tempat bagi cinta cinta yang lain.
Dia yang tak mampu dijelaskan oleh pikiran, namun mampu dirasakan oleh hati.
Sebuah rasa yang tak terdefinisi namun dapat dimengerti.
Kadang menjadi dewasa, kita kerap sukar memahami.
Bahwa yang dibutuhkan sebuah cinta adalah hati yang bersedia untuk diisi.
Dewasa membuatku sadar, ada banyak pilihan yang terbentang.
Dengan berjuta-juta kemungkinan yang pasti akan terjawab dengan analisis dan teori.
Dewasa pula yang buatku sadar bahwa tak pernah ada "kemungkinan-kemungkinan" lain untuk cinta
Alasan-alasan yang mampu menjelaskan mengapa aku menjatuhkan hati saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar